Jakarta (ANTARA/JACX) - Narasi tentang makanan nata de coco terbuat dari plastik ramai beredar melalui pesan berantai aplikasi Whatsapp selain dibagikan lewat media jejaring sosial seperti Facebook.

Bukan hanya berisi narasi yang menyatakan produk nata de coco mengandung plastik dan berbahaya jika dikonsumsi anak-anak, pesan itu juga menyematkan video pernyataan seseorang untuk membuktikan nata de coco mengandung plastik.

Dalam video, orang itu menekan nata de coco dengan tisu untuk menguras airnya sehingga tinggallah lembaran tipis nata de coco.

Nata de coco yang sudah tidak berbentuk kotak itu lantas disobek. Tapi, lembaran itu tidak dapat disobek. Orang di dalam video tersebut lantas menyimpulkan bahwa nata de coco mengandung plastik.

ANTARA kemudian melakukan pencarian video serupa di kanal Youtube. Ditemukan beberapa video lain yang juga mencoba membuktikan nata de coco terbuat dari plastik.

Mereka melakukan pembuktian dengan cara yang sama yaitu menekan nata de coco hingga tipis dan kemudian mencoba menyobeknya. 

Ada pula video yang berusaha membuktikan nata de coco mengandung plastik dengan cara menggigitnya. Ketika digigit, lembaran nata de coco itu tidak putus.

Lalu apakah nata de coco yang tidak tersobek itu dapat disimpulkan mengandung plastik?
 
Tangkapan layar dari video yang mengatakan nata de coco terbuat dari plastik, diunggah oleh salah satu akun di Facebook (Facebook)


Penjelasan:

Untuk mengklarifikasi hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pada 9 Desember 2019, telah membuat pernyataan bahwa nata de coco merupakan panganan yang terbuat dari bahan baku air kelapa.

Kepala BPOM Penny K. Lukito menjelaskan nata de coco yang sudah menjadi lembaran itu sulit disobek karena nata de coco terbentuk dari jutaan benang selulosa yang belapis-lapis. Benang serat tipis atau selulosa itu merupakan serat pangan yang diperlukan untuk pencernaan. Lapisan itu juga menjadi alasan kenapa nata de coco mampu menahan cairan air kelapa.

Itu sebabnya jika ditekan, cairan di dalam nata de coco akan keluar dan yang tertinggal hanya benang serat yang menyerupai lembaran tipis. Ketika tinggal benang serat saja dan digigit, nata de coco akan terasa liat dan sulit untuk digigit.

BPOM pun menjelaskan masyarakat dapat melihat warna nata de coco yang putih bersih, transparan, struktur kuat, tidak mudah hancur, tidak lengket, tidak berbau asam, serta tidak mengandung kotoran guna melihat mutu nata de coco yang baik.

Tanggapan atas video hoaks mengenai video nata de coco juga datang dari produsen nata de coco "Kara". Produk Kara sempat dijadikan contoh dalam video-video itu untuk membuktikan bahwa nata de coco mengandung plastik.

Corporate Communication Manager Sambu Group Dwianto Arif Wibowo selaku produsen "Kara" telah mengeluarkan siaran pers yang mengonfirmasi narasi nata de coco terbuat dari plastik pada 6 Desember 2019.

Arif mengatakan bahan yang menyerupai plastik tersebut adalah selulosa yang sama persis dengan selulosa dalam sayur-sayuran atau buah-buahan. Alih-alih berbahaya, konsumsi nata de coco secara rutin justru baik, terutama bagi mereka yang jarang mengonsumsi sayuran.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) juga membantah informasi melalui video yang menggambarkan produk sari kelapa nata de coco mengandung plastik.

Ketua Komite Regulasi Teknis Pangan GAPMMI Susana sangat menyayangkan video itu dibuat maupun diunggah oleh berbagai kalangan masyarakat melalui media sosial.

GAPPMI menilai kemunculan video-video yang menyangsikan bahan baku nata de coco menjadi indikasi kebutuhan edukasi terkait produk itu kepada masyarakat.

Klaim : Nata de coco mengandung plastik 
Rating : Salah/Disinformasi

Baca juga: GAPMMI bantah video nata de coco mengandung plastik
Baca juga: BPOM gencar awasi peredaran obat dan makanan secara daring

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019