Nanning (ANTARA News) - Sementara negara-negara anggota ASEAN lainnya dan tuan rumah, China berlomba-lomba menampilkan potensi mata dagangan dan investasi mereka, stan Indonesia terkesan tampil seadanya, begitu pula dengan produk-produk yang ditampilkan. Indonesia dengan 65 stan yang berada di anjungan (Hall) 12 bersama dengan Myanmar menampilkan produk-produk tradisional seperti barang-barang kerajinan (dari kayu, anyaman, bambu), barang pecah belah, seni ukir, sarang burung walet dan hasil bumi seperti kopi, kakao atau kopra. Sebanyak 30 stan dikelola oleh instansi pemerintah (yang terbanyak dari Disperindag berbagai daerah, baru selebihnya stan perusahaan ). Dari 118 peserta dari Indonesia, 74 staf disperindag berbagai daerah, 13 staf BPEN, lima anggota DPRD Bali, baru sisanya 32 orang pengusaha atau staf perusahaan peserta pameran. Mengenai sedikitnya pengusaha yang ikut dalam CAEXPO ini, menurut pimpinan delegasi, Ir. Lili Suliani Haryati M. Agr. karena sebagian besar pengusaha sedang mengikuti pameran dagang yang diselenggarakan di Jakarta. "Mereka (staf disperindag) kan yang biasa membina para pengusaha di daerah masing-masing, " kata Lili ketika ditanyakan kenapa hanya sedikit pengusaha yang diikutkan dalam pameran ini. Namun ia tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana jika ada calon pembeli yang ingin melakukan tawar-menawar atau merealisasikan kontak bisnis selanjutnya jika penjualnya tidak hadir. Berbeda dengan gerbang paviliun Indonesia yang tidak mencerminkan arsitektur lokal, stan Myanmar yang berdampingan, tampil megah dengan gerbang bernuansa negeri seribu pagoda tersebut. Stan Teluk Matahari dan Bulan (Sun and Moon Gulf) yang merupakan resort wisata pantai yang lengkap dengan lapangan golf, perhotelan dan fasilitas olahraga air berada di deretan terdepan anjungan Myanmar. Thailand, Malaysia, bahkan pendatang baru Vietnam dan Kamboja tampil masing-masing dengan anjungan (paviliun) tersendiri. Malaysia antara lain menampilkan industri mobil unggulannya yakni Proton dengan produknya Proton Saga dan Proton Harmoni, berbagai produk industri farmasi, biofuel dari jarak, makanan kemasan dan juga kursus olahhraga golf, sementara Thailand tampil dengan anjungan yang bertemakan "dapur dunia" (kitchen of the world) menampilkan produk agro industri, termasuk aneka ragam makanan kemasan, pusat wisata Phuket yang menawarkan atraksi "spy war show", juga juga produk tenunan lokal yang menurut penjaga stannya didisain di Jepang. Kamboja, negara yang pernah porak poranda akibat perang saudara beberapa dekade lalu, antara lain menawarkan wilayah khusus ekonomi Sihanoukville - lingkungan moderen terpadu termasuk zona industri, pemukiman, perhotelan dan rekreasi. Salah satu stan Kamboja menampilkan produk minuman keras berupa whisky atau bir yang menurut penjaganya, sangat digemari oleh warga di negeri yang pernah dijajah Perancis itu, sementara stan lainnya menawarkan program pendidikan master yang berafiliasi dengan Universitas Norton di Inggeris. CAEXPO ke-5 yang akan berlangsung sampai Jumat, diisi sekitar 3.300 stan yang dibagi dalam 15 anjungan (Hall) yang mewakili sepuluh negara ASEAN dan tuan rumah, China. CAEXPO ke-4 yang diselenggarakan tahun lalu menghasilkan transaksi perdagangan sekitar 1,4 miliar dolar AS dan proyek 182 kerjasama bernilai 6,1 miliar dolar AS. Pada acara pembukaan antara lain hadir Menteri Perdagangan China Chen Deming, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, PM Myanmar Jenderal Thein Sein, Wapres Laos Bounhang Vorachith, Wapres Vietnam Hoang Trung Hai, Ketua Parlemen Filipina Pospero C. Nograles dan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan, sementara tidak tampak seorangpun pejabat Indonesia yang hadir. Bersamaan dengan CAEXPO ke-5 dilakukan acara paralel, Konferensi Tinggi Bisnis dan Investasi China-ASEAN ke-5 (CABIS) juga di kota Nanning yang diisi dengan berbagai seminar mengenai upaya untuk meningkatkan investasi dan kegiatan bisnis antara China dan ASEAN. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008