Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi turun 15 poin menjadi Rp9.895/9.930 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp9.880/9.965, karena pembelian dolar AS oleh pelaku pasar berlanjut. "Berlanjutnya pembelian dolar AS oleh pelaku pasar merupakan faktor utama yang menyebabkan rupiah terpuruk mendekati angka Rp9.900 per dolar AS," kata ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandhi di Jakarta, Kamis. Menurut dia, rupiah sampai akhir tahun ini diperkirakan masih akan melemah hingga mencapai angka Rp10.000 per dolar AS. Tekanan pasar masih tinggi sehingga rupiah tetap tertekan, sekali Bank Indonesia (BI) terus memantau kegiatan pasar uang itu, katanya. Eric mengatakan, krisis keuangan global sebenarnya belum begitu berpengaruh terhadap pergerakan di pasar domestik, namun sejumlah pasar uang regional kembali terpuruk mengakibatkan mata uang Indonesia ikut melemah. Eric juga merasa heran seharus rupiah bisa menguat, setelah sejumlah bank sentral menyuntikkan dananya di pasar global untuk mengurangi likuiditas yang ketat. Suntikan dana bank sentral itu mengakibatkan pasar kelebihan dolar yang seharus memicu rupiah menguat, karena permintaan pasar terhadap dolar AS dapat dipenuhi, ucapnya. Ia mengatakan, suntikan dana itu kemungkinan masih belum berdampak terhadap pasar khususnya rupiah, sehingga belum bisa memicu mata uang Indonesia menguat. Namun pada gilirannya nanti rupiah akan kembali menguat, setelah permintaan pasar terhadap dolar AS melemah, ucapnya. Rupiah, pada penutupan sore nanti diperkirakan akan kembali melemah, karena meski BI terus memperlonggar likuiditas perbankan lebih jauh. "Kami optimistis rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat, hanya tinggal menunggu waktu saja," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008