Jakarta (ANTARA News) - Pembeli dari Aljazair yang hadir selama Trade Expo Indonesia 2008 menyatakan berminat mengimpor mobil Toyota jenis Kijang. Duta Besar Indonesia untuk Aljazair, Yuli Mumpuni Widarso, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa beberapa di antara 54 pembeli Aljazair yang dibawanya telah melakukan kunjungan ke pabrik mobil Kijang milik PT Toyota Astra Motor. "Calon importirnya sudah datang kesini sudah ketemu pihak Astra mudah-mudahan mereka ada deal," ujar diplomat karir Departemen Luar Negeri (Deplu) RI itu. Menurut mantan Kepala Penerangan di Kedutaan Besar RI di Paris (Prancis) tersebut, ketertarikan pembeli Aljazair terhadap mobil Kijang produksi Indonesia itu didorong oleh masuknya mobil tersebut ke neraga-negara tetangganya seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. "Saya mendorong Good Year dan Intirub untuk masuk ke sana karena ban mobil diperlukan, juga spare part kendaraan," ujarnya. Menurut Yuli, peluang ekspor produk-produk Indonesia ke Aljazair sangat besar mengingat industri manufaktur dan pertanian mereka belum berkembang pesat. "Masyarakatnya sangat konsumtif untuk membeli berbagai perlengkapan rumah tangga, Dari keset sampai perlengkapan kamar mandi mereka impor,"tuturnya. Sebanyak 60 persen dari produk makanan dipasok melalui impor dari berbagai negara. Namun, Indonesia belum banyak memanfaatkan peluang ekspor ke Aljazair. "Total ekspor kita ke Aljazair baru 169 juta dolar AS pada tahun lalu, atau masih kecil sekali. Kita dalam posisi defisit kalau dihitung total perdagangan dua negara, karena kita impor migas,"paparnya. Yuli menjelaska,n kecilnya nilai perdagangan dua negara itu juga disebabkan adanya hambatan tarif impor yang sangat tinggi. Selain itu, pola pembayaran transaksi juga masih konvensional tanpa L/C (Letter of Credit). "Untuk bahan jadi atau produk konsumtif seperti kopi dan teh tarif impornya sangat tinggi yaitu 30 persen dan 47 persen," ungkapnya. Terkait hambatan sistem pembayaran, menurut Yuli, pemerintah Indonesia telah menjajaki disepakatinya kerjasama perbankan dua negara. "Sedang kita usahakan, agar ada perwakilan perbankan nasional dari negara masing-masing untuk menjalin kerjasama sehingga memudahkan transaksi perdagangan diantara kita," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008