Lamongan (ANTARA News)- Ponpes Al Islam, milik keluarga terpidana mati Bom Bali I, Amrozi di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, mengembangkan pembuatan unit instalasi biogas dengan dana bantuan Pemerintah Kabupaten Lamongan sebesar Rp20 juta. "Karena dana bantuan, saya tidak ingin gagal. Karena itu di dalam mengerjakan bangunan biogas saya mendatangkan ahli bio gas dari Jogyakarta, " kata Muhammad Chozin, kakak kandung Amrozi, kepada ANTARA News di kediamannya di Lamongan, Jumat. Pembangunan instalasi bio gas, lanjutnya, dimulai sepekan yang lalu dan diperkirakan dalam sebulan pembangunannya sudah rampung. Instalasi biogas yang kapasitasnya bisa menampung kotoran sekitar 20 ekor sapi tersebut, bak penampungnya berdiameter berkisar 5 m. Di samping membangun instalasi bio gas, kandang yang akan dimanfaatkan menampung sapi juga sudah rampung dikerjakan di atas tanah ponpes seluas 0,8 ha. Tetapi, menurut Muhammad Chozin, permohonan mendapatkan bantuan sapi yang diajukan kepada Pemerintah Kabupaten Lamongan masih belum turun. "Harapan kami, begitu kandang jadi, sapi pun sudah kami terima, sehingga bio gas langsung bisa berfungsi," katanya penuh harap. Dia menjelaskan, peternakan sapi dan biogas tersebut sebagai upaya mengembangkan kemampuan di bidang peternakan para santri di ponpes yang sekarang jumlahnya 150 santri putra dan putri dari berbagai daerah di Indonesia. Di samping itu, adanya pengembangan biogas juga untuk menekan biaya kebutuhan bahan bakar minyak di dalam rumah tangga ponpes yang selama ini mencapai Rp1,5 juta per bulannya. Sejak kasus Bom Bali I meledak pada tahun 2002, katanya, jumlah santri yang belajar di Ponpes Al Islam tidak mengalami perubahan. Jumlahnya selalu stabil dan santri yang belajar berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia, mulai NTT, Sulawesi, Sumatera juga berbagai daerah di Jawa. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008