Bandung (ANTARA News) - Penyebab anjloknya gerbong pembangkit listrik KA Argo Muria jurusan Jakarta-Semarang di sekitar Stasiun Telagasari, Indramayu, Jabar, Minggu pagi pukul 09.30 WIB, masih dalam penyelidikan petugas gabungan dari PT KA Daops III Cirebon dan PT KA Pusat. Kepala Stasiun Telagasari, Indramayu, Agus Salim, yang dihubungi Minggu siang mengatakan, sebab-sebab kecelakaan itu masih dalam penelitian dan penyelidikan petugas berwenang, namun dugaan sementara diakibatkan oleh patah as roda gerbong pembangkit listrik, yang kemudian menyebabkan rusaknya rel pemisah sehingga sebagian gerbong penumpang juga keluar rel. "Saat ini kami masih konsentrasi melakukan evakuasi gerbong pembangkit listrik yang anjlok dengan posisi melintang di atas rel. Namun sudah ada petugas dari Daops III Cirebon dan dari pusat yang akan menyelidiki sebab-musababnya," kata dia. Dikatakannya, peristiwa itu menyebabkan sebanyak delapan perjalanan kereta api lintas Pantura Jabar terhambat akibat adanya proses evakuasi gerbong pmbangkit dan perbaikan rel. "Sedikitnya ada delapan perjalanan kereta api dari arah timur maupun barat yang bakal terganggu akibat proses evakuasi gerbong pembangkit listrik yang melintang di atas rel itu, yang diperkirakan memakan waktu empat hingga enam jam," ujarnya. Proses evakuasi gerbong hingga Minggu siang pukul 12.00 WIB masih dilakukan dengan menggunakan alat berat yang didatangkan dari Cirebon, sedangkan seluruh penumpang melanjutkan perjalanan menggunakan gerbong yang masih utuh, katanya. Dalam rangkaian KA Argo Muria terdapat sekitar tujuh gerbong penumpang, satu gerbong pembangkit, satu gerbong makan (restoran) dan satu unit lokomotif. Kereta Api (KA) Argo Muria jurusan Jakarta-Semarang mengalami anjlok sekitar satu kilometer menjelang Stasiun KA Telagasari di Desa Telagasari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu. Kereta yang melaju dari arah Jakarta menuju Semarang itu anjlok setelah diawali patah as roda pada bagian gerbong pembangkit listrik yang terletak di rangkaian kedua setelah lokomotif. Akibat patah as itu, besi patahan menghantam rel pemisah jalur, sehingga roda gerbong lainnya keluar dari rel. "Kondisi itu membuat posisi terakhir gerbong pembangkit menjadi melintang menghalangi rel," kata Hendra, salah seorang saksi warga setempat. Keterangan saksi Hendra (37) dibenarkan oleh Kapolsek Lelea, AKP Caturahman yang dihubungi terpisah. Kapolsek mengatakan kondisi dan posisi terakhir gerbong pembangkit seperti itu membuat lalu lintas kereta api di Pantura Jabar terganggu. Dalam kejadian itu, kata Kapolsek, ada sekitar 11 orang penumpang mengalami luka ringan dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Hingga kini evakuasi gerbong yang anjlok masih terus dilakukan oleh pihak petugas PT KAI Daops III Cirebon. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008