Di Japek kenaikannya biasanya 40 persen, sekarang 80 persen. Untuk kisaran (volume kendaraan) belum dilaporkan,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi buka suara perihal penutupan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) pada Sabtu siang, untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di jalur yang baru dibuka pada Minggu (15/12) tersebut.

"Kita lihat kalau namanya Japek di ketinggian kalau mereka terlalu lama di atas beresiko habis bahan bakar, kelaparan, belum lagi nanti kalau yang pusing. Saya setuju dikurangi dulu supaya lancar," ujar Menhub saat meninjau Stasiun Pasar Senen, Sabtu.

Dari laporan yang diterimanya, kemacetan yang terjadi di Japek sudah memakan waktu hingga dua jam. Padahal, waktu tempuh dari Jakarta ke Cikampek idealnya hanya membutuhkan waktu satu jam.

Baca juga: Menhub sebut tol Japek pengaruhi jumlah penumpang kereta api

Menurutnya, kemacetan diduga akibat rasa penasaran para pengguna jalan, apalagi setelah mengetahui bahwa kontur jalur bergelombang membuat volume kendaraan yang menggunakan tol Japek tinggi.

"Di Japek kenaikannya biasanya 40 persen, sekarang 80 persen. Untuk kisaran (volume kendaraan) belum dilaporkan," tambah dia.

Ia mengaku untuk evaluasi selanjutnya menunggu laporan pada pukul 18.00 WIB. Sementara untuk manajemen lalu lintas atau kemungkinan ditutupnya kembali Tol Japek, pihaknya mengikuti rekomendasi dari Kakorlantas Polri.

Baca juga: Menhub tinjau Stasiun Senen pastikan pelayanan penumpang

"Kita lihat bagaimana nanti malam. Kalau nanti malam Japek padat agak kita kurangin dan di Cipali satu arah. Tapi semua ini komandannya Kakorlantas. Kami mengikuti apa yang menjadi rekomendasi," jelas dia.

Sebelumnya, akses masuk menuju Jalan Tol Japek II Elevated dari arah Cawang sempat ditutup pihak Kepolisian. Penutupan dilakukan dua kali, pada pukul 12 hingga 12.10 WIB dan pukul 13.30 sampai 13.50 WIB, arus kendaraan pun dialihkan ke jalur bawah.

Baca juga: Menhub ingatkan pemudik jangan gunakan sepeda motor

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019