Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi, menguat 350 poin menjadi Rp10.550/10.650 dari sebelumnya Rp10.900/10.925, karena Bank Indonesia (BI) terus melakukan pengawasan terhadap bank-bank asing yang bermain valas. "Intervensi BI dan pengawasan yang ketat terhadap sejumlah bank asing yang bermain valas mendorong rupiah menguat, meski posisinya masih di level Rp10.000 per dolar AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis. Dikatakannya, rupiah mulai menunjukkan kualitasnya, setelah beberapa waktu lalu terpuruk hingga mendekati angka Rp12.000 per dolar AS akibat gejolak krisis keuangan global yang menimbulkan kepanikan para pelaku pasar. Pemerintah dan BI juga berusaha membuat kebijakan baru untuk mengamankan rupiah agar tidak terdepresiasi lebih jauh lagi, katanya. Pemerintah, katanya, juga telah meminta para investor untuk menahan diri agar pasar tidak tambah panik dengan membeli dolar lebih lanjut. Dengan makin membaiknya rupiah saat ini menunjukkan kemampuan pemerintah untuk menahan gejolak krisis keuangan itu cukup berhasil, ucapnya. "Apalagi kenaikan rupiah bisa berlanjut, dan hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor," ujarnya. Apalagi depresiasi rupiah sebenarnya tidak lebih parah dibanding mata uang Asia lainnya, ucapnya. Gejolak krisis keuangan global yang melanda dunia, menurut dia sulit di atasi, namun Indonesia tetap merupakan pasar yang memberikan pendapatan lebih baik dari pasar lainnya. Karena itu, investor asing maupun lokal diharapkan akan tetap bermain di pasar domestik, meski mereka telah mengalihkan dananya untuk menjaga kerugian yang berlanjut, ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008