Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada kalangan media massa agar memikirkan lebih dulu akibat yang akan ditimbulkan suatu pemberitaan sebelum menyiarkannya. "Kalau yang diberitakan selalu pembakaran kantor polisi atau penghadangan jalan, maka ini bisa menjadi contoh daerah lain," katanya dalam Refleksi Sembilan Tahun Kemerdekaan Pers di Hotel Sari Pan Pasific di Jakarta, Kamis. Menurut Wapres, kalau yang diberitakan berkutat pada kekacauan seperti itu maka dampaknya ke perekonomian juga buruk, pengusaha merugi dan akhirnya tidak memasang iklan, dampaknya kembali ke media massa sendiri. Wapres mencontohkan ketika ia berkunjung ke Solo dan ada demonstrasi yang dilakukan dalam jarak beberapa kilometer dari tempat kedatangannya sehingga ia sendiri tidak mengetahui kejadian itu. Media massa justru memberitakan demonstrasinya, sedangkan kunjungannya hanya sebagai berita tambahan, katanya. Jika masyarakat dijejali dengan berita yang mengandung pesimisme seperti itu, maka dampaknya juga akan membuat kondisi bangsa menjadi tidak kondusif, katanya. Media massa perlu membangun optimisme masyarakat dan perlu memperlihatkan cara yang benar dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Wapres juga menegaskan bahwa yang ia kemukakan bukan berarti mencap bahwa berita-berita selama ini salah, karena ia hanya mengungkapkan bahwa ada hal penting lain yang perlu menjadi fokus bagi bangsa Indonesia.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008