Jakarta (ANTARA News) - Jatuhnya harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga ke level terendah merupakan momentum tepat bagi pemerintah untuk mengambil alih sejumlah aset strategis yang kini dikuasai pihak-pihak tertentu baik asing maupun lokal. "Pengambilalihan saham-saham industri strategis ini dapat dilakukan pemerintah melalui konsorsium BUMN yang telah go public dengan cara membeli saham di bursa maupun negoisasi langsung dengan pemiliknya," kata Ketua Komite Penyelamat Kekayaan Negara (KPKN) Marwan Batubara di Jakarta Kamis.. Salah satu yang layak untuk dibeli, katanya, adalah saham PT Bumi Resources Tbk yang merupakan industri batubara terbesar di indonesia. Marwan mengatakan, karena nilai strategisnya tersebut, wajar jika sejumlah perusahaan baik asing dan dalam negeri telah mengincar saham PT BUMI, di antaranya Noonday Asset Management dan Farallon (yang di Indonesia telah menguasai saham BCA dan PT Adaro Energy), The Carlyle Group, Khazanah Berhard, Tata Group, Avenue Capital Group (bersama dengan mitra lokal Putra Mas Agung), dan San Miguel. Karena itu, lanjutnya, langkah pembelian saham BUMI juga merupakan bagian dari penyelamatan kekayaan negara yang selama ini banyak dikuasai swasta asing dan dalam negeri yang tidak membawa manfaat bagi masyarakat dan ekonomi nasional. Pembelian saham juga sejalan dengan tujuan pelaksanaan program buy back saham BUMN yang digulirkan pemerintah, yaitu untuk menyelamatkan pasar finansial dalam negeri. KPKN mendorong pemerintah untuk segera melakukan pembelian atas saham BUMI, dalam rangka memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang tersedia tersebut untuk memperbesar peran negara dalam penguasaan batu bara sebagai salah satu sumber daya alam strategis nasional. Hal tersebut terutama didasarkan pertimbangan bahwa BUMI bernilai strategis bagi industri pertambangan dan energi nasional. Seperti diketahui BUMI merupakan salah satu perusahaan penghasil batu bara terbesar di Indonesia (sekitar 60 juta ton per tahun). Sedangkan, batu bara sendiri merupakan pemasok utama bahan bakar bagi sejumlah industri domestik, termasuk untuk proyek pembangkitan tenaga listrik (45 persen pembangkit listrik menggunakan batu bara sebagai bahan bakar). Dia menambahkan pemerintah harus membeli saham BUMI melalui konsorsium BUMN. Dilepasnya saham BUMI dengan harga murah merupakan kesempatan bagi BUMN-BUMN Tambang untuk menguasai BUMI sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia untuk menjamin ketersediaan batu bara di dalam negeri. Dengan demikian, BUMN-BUMN Tambang memiliki leverage yang besar dalam pengelolaan batu bara nasional. Pemerintah harus melibatkan tim independen dalam pembelian saham BUMI untuk menghindari terjadinya manipulasi dan kecurangan sehingga diperoleh harga beli yang wajar dan menguntungkan bagi negara "Disadari, upaya pembelian saham BUMI oleh negara dapat ditafsirkan sebagai bentuk pertolongan pemerintah terhadap kelompok Bakrie. Namun, hal tersebut merupakan sesuatu yang perlu dilakukan mengingat nilai strategis BUMI bagi negara,"katanya. "Bakrie harus menunjukkan nasionalismenya dengan memprioritaskan penawaran saham BUMI kepada negara, bukan kepada asing,"kata Marwan yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.(***)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008