Surabaya (ANTARA News) - Manajemen Persebaya Surabaya mengatakan, gaji pemain Persebaya yang tertunda akan dibayarkan dari hasil penjualan tiket pertandingan Sabtu (1/11) besok, saat tim itu menjamu Persigo Gorontalo di Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari Surabaya. Gaji pemain dan pelatih Persebaya bulan September belum terbayar karena kondisi keuangan tim sedang kritis, demikian informasi dari Sekretariat Persebaya di Surabaya, Jumat. Pemasukan dari tiket penonton saat laga Persebaya melawan Persibom Bolaang Mongondow, Selasa (28/10) lalu, ternyata belum cukup untuk melunasi tunggakan gaji tersebut. Dari laga dengan Persibom, Persebaya hanya mendapat pemasukan kotor sekitar Rp250 juta, sementara tunggakan gaji pemain, pelatih, dan ofisial tim yang harus dibayar mencapai Rp663 juta. "Mudah-mudahan lawan Persigo, penontonnya lebih banyak sehingga kami bisa secepatnya menyelesaikan gaji pemain," kata Bendahara Persebaya, Hendri Suhariyanto. Krisis keuangan dialami Persebaya dalam dua bulan terakhir. Pada September lalu, manajemen Persebaya juga terlambat membayar gaji pemain untuk bulan Agustus dan harus mencari pinjaman dari pihak ketiga. Sekarang tim "Green Force" itu mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket pertandingan, setelah kesulitan mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga. "Kita harapkan pemasukan dari dua laga `home` ini, bisa membantu melunasi gaji pemain dan pelatih," kata Ketua Umum Persebaya, Saleh Ismail Mukadar. Ia berharap permainan Persebaya bisa terus konsisten dan selalu merebut kemenangan, terutama pada laga "away" sehingga suporter mau berbondong-bondong datang ke Stadion Tambaksari saat laga "home". Ketua Komisi E DPRD Jatim itu juga melontar wacana bahwa nantinya gaji pemain akan disesuaikan dengan kontribusi yang diberikan kepada tim. Sementara untuk menarik animo penonton saat laga lawan Persigo, panitia pertandingan memberi iming-iming hadiah kejutan, berupa lima kostum asli (Jersey) yang ditandatangani pemain Persebaya berikut makan bersama pemain pujaannya di salah satu hotel berbintang. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008