saat ini luas lahan jagung di Soloraya sekitar 50.000 hektare dengan produksi di kisaran 8 ton/ha.
Boyolali (ANTARA) - Petani jagung Soloraya, Jawa Tengah, siap menyukseskan program Sinergi Jagung Rakyat (Sijagur) yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

"Saat ini luas lahan tanaman jagung kami memang masih relatif terbatas, tetapi tidak menutup kemungkinan akan kami kembangkan," kata Koordinator Petani Jagung Soloraya Nur Chamidi Aksan di sela sosialisasi Sijagur di Azhima Resort and Convention di Kabupaten Boyolali, Jumat.

Ia mengatakan saat ini luas lahan jagung di Soloraya sekitar 50.000 hektare dengan produksi di kisaran 8 ton/ha.

"Kami juga menunggu komitmen dari perbankan terkait pembiayaannya. Selain itu, kami juga masih memetakan kendala apa untuk pengembangan ini," katanya.

Ia mengatakan ongkos tanam pada 1 hektare tanaman jagung mencapai Rp5-6 juta. Ongkos tersebut untuk bibit, pupuk, dan obat hama.

Baca juga: Mentan Syahrul tanam jagung di areal replanting sawit Mamuju

Sementara itu, Direktur Utama PT Sarottama Dharma Kalpariksa Nunik Sri Martini berkomitmen akan mendampingi petani untuk pelaksanaan program Sijagur ini.

"Dari 2006 kami sudah jadi pelaku agri khususnya jagung. Baik dari hulu yaitu mendampingi petani melakukan penanaman dan hilirnya sebagai penjamin pasar. Harapannya jagung jadi skala prioritas untuk peternak lokal mandiri, bukan korporasi," katanya.

Ia mengatakan target dalam satu tahun akan ditanam sebanyak 1 juta ton atau setara dengan 250.000 ha lahan. Penanaman akan dilakukan di beberapa kabupaten dan pada tahun pertama ini diprioritaskan pada peternak lokal mandiri.

"Target berikutnya adalah memenuhi kebutuhan ternak lokal mandiri secara nasional, kebutuhannya di Indonesia untuk satu tahun sebanyak 4 juta ton. Kalau secara keseluruhan kebutuhan jagung nasional sebanyak 30-31 juta ton, ini didominasi oleh pakan, industri makanan dan minuman, serta pangan," katanya.

Menurut dia, program ini dibiayai oleh kredit usaha rakyat (KUR) dengan melibatkan Himpunan Bank Negara (Himbara).

"Dari sisi pendampingan kepada petani, kami juga membuka akses pembiayaan dari perusahaan kami sendiri. Meski demikian, program ini juga menggandeng beberapa bank di antaranya, BNI, BRI, Mandiri, dan Bank Jateng," katanya.

Baca juga: Pengusaha kembangkan jagung berskala besar di Kotawaringin Timur

Pendampingan lain secara teknis di antaranya menyediakan konsultan agronomi, mekanisasi, dan bagian yang mengurusi tata kelola tanah.

"Kami juga menjadi penjamin pasar, membeli sesuai dengan harga pasar. Tujuannya untuk memutus mata rantai tengkulak yang jumlahnya sangat banyak, memberikan angka terbaik bagi petani," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019