Poso, Sulteng (ANTARA News) - Untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas menjelang pelaksanaan eksekusi mati terhadap tiga terpidana kasus Bom Bali I, aparat keamanan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), menggencarkan razia lokasi-lokasi tertentu, orang, dan kendaraan bermotor. Pantauan ANTARA News kurun dua hari terakhir hingga Ahad malam menyaksikan gencarnya kegiatan razia yang dilakukan aparat keamanan gabungan dari Polri dan TNI. Kegiatan razia dilakukan di berbagai lokasi yang dinilai rawan, seperti beberapa pemukiman penduduk di Kelurahan Gebangrejo (eks hunian orang-orang yang dicurigai sebagai teroris beberapa wakru lalu), perempatan menuju Tentena (ibukota Kecamatan Pamona Utara, serta kendaraan yang melintasi pintu masuk-keluar kota Poso dan Kabupaten Poso. Dalam satu lokasi razia terlihat sampai 40 personil polisi dan tentara bersenjata lengkap yang melakukan tugas pemerikasaan. Aparat yang melakukan razia ini memfokuskan pada penemuan senjata tajam, bahan peledak, dan orang-orang yang dicurigai sebagai teroris namun belum tertangkap. Bus-bus angkutan umum baik angkutan kota antarprovinsi (AKAP), angkutan kota dalam provinsi (AKDP), mobil barang (box), mobil rental, maupun sepeda motor yang meliwati wilayah Poso tidak luput dari pemeriksaan petugas. Hal yang sama juga dilakukan terhadap angkutan pedesaan yang melayani penumpang dari dan ke kota Poso. Namun dalam razia tersebut, belum ada laporan adanya penemuan barang/benda membahayakan atau orang yang mencurigakan. Kabag Operasi Polres Poso, Kompol Drs Baitul Manaf, yang ditemui di sela memimpin razia, mengatakan kalau razia tersebut dilakukan untuk mempersempit ruang gerak para oknum yang tidak menginginkan wilayah Poso aman. "Razia semacam ini akan terus dilakukan sampai selesai pelaksanaan eksekusi terhadap Amrozi dan kawan-kawan," katanya. Sementara itu, ratusan tukang ojek di kota Poso Ahad sore menggelar pawai bersama mengelilingi sejumlah jalan raya seraya menyerukan kepada masyarakat setempat untuk turut bersama-sama mempertahankan situasi damai yang sudah terbangun di daerah bekas konflik bernuansa SARA ini. "Kami tidak menginginkan wilayah Poso kembali bergejolak seperti beberapa tahun lalu, karena dampaknya sangat menyengsarakan masyarakat luas. Karena itu mari kita bersama-sama mempertahankan situasi damai ini untuk kepentingan kita semua," kata Irwan, salah seorang pengojek di sela acara pawai damai tersebut. Wilayah Kabupaten Poso dan Kota Palu di Sulawesi Tengah menjadi perhatian aparat keamanan menjelang pelaksanaan eksekusi mati Amrozi dkk karena ditengarai pernah menjadi daerah petualangan sejumlah tokoh penting Jamaah Islamiyah. Bahkan di Kabupaten Poso sendiri saat ini telah ditempatkan sebanyak 1.500 personil Polri dan TNI (termasuk organik dan non-organik) , guna memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat yang mulai was-was setelah adanya rentetan aksi teror bom 11 hari terakhir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008