Buenos Aires, (ANTARA News) - Apa yang terjadi ketika kesetiaan mengguyur Maradona? Yang ada dan tersisa kini hanya tekad membaja untuk memberi yag terbaik bagi Argentina. Kisah Diego Maradona adalah kesetiaan. Ini diawali saat pemain legendaris Tim Tango itu ditunjuk secara resmi sebagai pelatih tim nasional Argentina, demikian pengumuman Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), Selasa. Maradona terlihat dalam tayangan televisi nasional saat tiba di kamp pelatihan AFA itu dan seorang jurubicara mengatakan ia akan memulai tugasnya dengan mengumumkan skuad Argentina bagi pertandingan persahabatan pada 19 November mendatang melawan Skotlandia, demikian diwartakan Reuters. Keputusan tersebut telah diperkirakan akan keluar selama sepekan setelah Maradona, salah satu pemain terbaik dunia tetapi juga salah seorang pemain yang paling kontroversial, mengatakan ia berada di ambang pemberian tugas tersebut. Maradona (48), yang menjadi kapten Argentina dalam kemenangan mereka menjadi juara Piala Dunia 1986 setelah mencetak gol "Tangan Tuhan"-nya itu di awal turnamen, mengambil alih tugas sebagai pelatih timnas itu dari Alfio Basile yang diberhentikan bulan lalu setelah kekalahan yang memalukan dalam babak kualifikasi Piala Dunia saat melawan Chile. Mantan playmaker Napoli itu tetap diangkat sebagai pelatih kendati hampir tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam hal melatih suatu tim, kecuali dua tugas singkat di Deportivo Mandiyu dan Racing Club pada pertengahan tahun 1990-an. Penunjukannya itu merupakan prestasi pribadi yang luar biasa bagi Maradona, yang sejak pensiun sebagai pemain mengalami kecanduan obat bius, masalah alkohol dan kegemukan. Dan ia pernah pula empat tahun lalu dirawat selama 10 hari di unit perawatan intensif sebuah rumah sakit di Buenos Aires. Maradona pada pengangkatannya sebagai pelatih resmi timnas Argentina, Selasa menyatakan bahwa ia menginginkan para pemainnya menunjukkan kesetiaan yang total bagi timnya itu. "Ini merupakan suatu penghormatan bagi saya," ujarnya kepada wartawan setelah diperkenalkan oleh presiden AFA Julio Grondona. "Ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan tetapi mimpi tersebut harus dilanjutkan dengan kerja keras," tambahnya. "Saya akan mengupayakan kesetiaan yang mutlak dari para pemain saya, mereka harus terbuat dari baja," tutur mantan playmaker di sejumlah klub sepak bola seperti Argentinos Juniors, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, Sevilla and Newell's Old Boys itu. "Saya tidak takut kehilangan mahkota," ujar Maradona. "Kami telah melewati krisis kecil dan saya akan menjadi seorang pengecut jika saya tidak mau menghadapinya," katanya. "Jika saya terus melakoni kehidupan yang pernah saya jalani dulu, maka itu akan menjadi lebih buruk lagi," katanya. "Mereka harus terus mendominasi bola dan menikmati pertandingan," kata Maradona berpesan kepada para pemainnya. Ia menyatakan bahwa ia menginginkan pemain tengah Liverpool Javier Mascherano menjadi kapten timnya tersebut. "Mascherano adalah pemain Argentina yang dekat dengan pemikiran saya mengenai bagaimana seharusnya seorang kapten timnas itu, yakni cara ia menggunakan kepalanya, pengorbanannya, profesionalismenya. Ia memiliki semua sifat untuk menjadi kapten timnas Argentina." Maradona tidak menghiraukan poling pendapat yang menyatakan bahwa kira-kira 70 persen masyarakat tidak menyetujui pengangkatannya itu sebagai pelatih Argentina. "Mereka terpaksa harus menjadi fans saya sekarang kalau tidak mau mereka harus berhenti menjadi orang Argentinam," katanya. "Saya kira masyarakat sepak bola menginginkan saya dan kemudian membuat saya senang." "Saya berharap mereka akan memberi saya waktu dan memberi saya suatu kesempatan," tambahnya. Maradona, yang mencetak gol internasionalnya yang pertama kali saat melawan Skotlandia tahun 1979, baru menyelesaikan susunan 20 pemain yang bermain di klub asing, dalam skuad pertamanya bagi pertandingan persahabatan melawan Skotlandia itu.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008