Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menyatakan, Uni Eropa (UE) sudah membahas persoalan larangan terbang atas seluruh maskapai Republik Indonesia (RI) ke Eropa yang diberlakukan sejak Juli 2007, beberapa waktu lalu. "Mereka sudah rapat dan membahasnya pada 5 Nopember 2008," katanya, menjawab pers di Kantor Departemen Perhubungan (Dephub), Jakarta, Selasa. Menhub Jusman mengatakan, Indonesia dalam sidang itu tidak hadir karena memang tidak diperlukan hadir dan melakukan presentasi di hadapan sidang Komisi Eropa, khususnya soal keamanan dan keselamatan penerbangan (safety) dan larangan terbang. "Mereka mengatakan, data yang dimiliki oleh UE, sudah cukup dan bilamana diperlukan tambahan, mereka siap melakukan `teleconference` dengan pihak di Indonesia, termasuk otoritas penerbangan," kata Jusman. Namun, Jusman tidak merinci bagaimana hasil dari sidang UE tersebut, khususnya terkait dengan larangan terbang UE terhadap maskapai RI yang diberlakukan sejak Juli 2007. Jusman menambahkan, hasil sidang sejenis yang dilakukan per tiga bulan sebelumnya, biasanya hasilnya mereka keluarkan dalam rilis terbuka, termasuk melalui website UE. Jusman juga menyatakan, pihaknya saat ini sedang dalam upaya menyelesaikan regulasi sektor penerbangan. "Organisasi sudah dibenahi, pengawasan sudah ditingkatkan dan tinggal regulasi," katanya. Saat ini, rancangan undang-undang penerbangan masih dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat dan direncanakan selesai akhir November. Jumlah pasal dalam rancangan undang-undang itu juga membengkak dari 12 bab dan 140 pasal menjadi 442 pasal. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan secara resmi kepada Presiden Uni Eropa, Jose Manuel Baroso, agar mencabut larangan terbangan bagi maskapai Indonesia segera dicabut. Permintaan tersebut disampaikan ketika bertemu di Beijing, Cina, beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, pemerintah menawarkan salah satu opsi pencabutan terbatas larang terbang itu. Misalnya, satu maskapai Indonesia diizinkan terbang di wilayah Eropa. Namun, Uni Eropa belum memberi jawaban soal itu dan mereka berjanji akan segera melakukan pertemuan pada awal November untuk membahas hal itu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008