New York (ANTARA News) - Aktor kondang nan legendaris pemeran beberapa serial James Bond, Roger Moore menilai, penonton kini mengharapkan tokoh Bond tampil dengan menonjolkan kekerasan, tidak seperti ketika ia memainkan agen rahasia super ini dengan karakter yang humoris. "Aku senang memerankan Bond, tapi sekarang aku sedih karena tokoh itu telah berubah begitu kasar (menyukai kekerasan)," kata Roger sebelum pemutaran perdana serial Bond terbaru "Quantum of Solace" yang diperanutamai Daniel Craig sebagai Agen 007 yang lebih kasar, di Amerika Utara, Jumat nanti. "Perubahan karakter Bond in karena tuntutan jaman, di samping juga karena industri sinema menginginkannya yang lalu dibuktikan oleh klasifikasi 'box office," kata Moore dalam wawancara dengan Reuters sehubungan penerbitan memoarnya berjudul "My World is My Bond." Film terbaru Bond diputar pertamakali di London pada 31 Oktober dan langsung memecahkan rekor "box office" akhir pekanan dengan meraup keuntungan kotor 25 juta dolar AS. Dari seluruh dunia, film ini telah memanen untung hingga 106 juta dolar AS. Roger Moore (81) pernah membuat gempar dengan menyebut "A View to a Kill", film Bond terakhir pada 1985 dari tujuh seri yang ia bintangi, sebagai bermuatan kekerasan. "Itu bukan karakter Bond." Di bukunya, Roger menulis tentang ketidaksukaannya pada senjata sejak ia tertembak kakinya semasa remaja oleh seorang kawan. Ketika membuat "The Man With the Golden Gun," sutradara Guy Hamilton ingin tokoh James Bond yang lebih suka berkelahi dan ingin dia berbaku hantam dulu dengan aktris Maud Adam (lawan main Roger Moore) sebelum mendapatkan informasi intelijen darinya. "Karakter seperti tidak terlalu cocok untukku, namun Guy ingin membuat karakter Bondku sedikit lebih kasar. "Aku kira karakter Bond yang kuperani akan bisa mengorek informasi dengan meniduri dulu (Maud Adam). Tokoh Bond yang kuperankan adalah seorang pecinta dan genit, tapi aku mengikuti keinginan Guy," tulis aktor asal Inggris itu dalam memoarnya. Roger yang belum menonton "Quantum of Solace" namun berdasarkan James Bond pertama yang diperankan Daniel Craig, "Casino Royale," ia percaya bahwa Bond episode terakhir ini akan mendulang sukses di Amerika Utara. "Daniel sukses memerankan karakter baru Bond, dia juga sukses (berperan dalam film) 'Munich' dan...dia sukses dalam banyak hal, wajahnya, setelah Bond pertamanya, itulah yang dibutuhkannya. Dia itu Bond." Saat ditanya kesannya sebagai aktor yang sangat dikenal karena memerankan James Bond dan serial TV "The Saint" dan "The Persuaders" bersama aktor Tom Cruise, dia menjawab, "Aku lebih suka dikenang sebagai salah seorang dramawan besar dalam Lears atau Hamlet. Tapi karena itu tak mungkin tercapai, maka aku sangat suka pengaitanku dengan Bond." Memoarnya penuh dengan anekdot mengenai Holywood dan para bintang yang pernah main bareng dengannya seperti Vivien Leigh, Mae West dan Lana Turner. Dia juga bercerita tentang keretakannya dengan aktris Grace Jones selama membintangi "A View to a Kill," saat mengangkat stereo milik Grace dan membantingkan kursi ke dinding karena Grace menyetel musik terlalu keras. Anak semata wayang dari seorang polisi di kota London ini juga mengisahkan masa kecilnya sebelum dan selama Perang Dunia Kedua, mengenai evakuasi di negerinya, tentang bombardemen Jerman ke negerinya, dan bekerja untuk kemudian dipecat dari pekerjaan pertamanya di sebuah perusahaan pembuat film kartun. Saat terkena wajib militer, Perang Dunia Kedua sebenarnya sudah berakhir, namun Roger ditugaskan sebagai seorang perwira pasukan pendudukan Sekutu di Jerman dan mengakhiri karir militernya di resimen entertainmen pada Angkatan Darat Inggris. Dari situlah dia kemudian berdekatan dengan dunia bisnis hiburan dan menikahi penyanyi Inggris Dorothy Squires. "Akting anda tidak sebagus itu, jadi senyumlah sebanyak mungkin saat anda manggung," kata manajer teater repertoar pertamanya. Istri pertamanya, seorang penari es profesional, tak kurang mengejeknya, "Kamu tidak akan pernah menjadi aktor, tampangmu terlalu lembut, rahangmu terlalu lebar dan mulutmu terlalu kecil." (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008