Palu (ANTARA) - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah tidak memicingkan mata dari kota Palu dan Poso dengan memberi pengamanan khusus terhadap dua kota ini dengan menggelar "Operasi Siwagi Lembah" selama tiga bulan mulai Nopember 2008 sampai dengan Januari 2009. Sejak konflik Poso yang meletus pada 1999 sampai sekarang dan eksekusi para pelaku Bom Bali I, polisi tetap berkonsentrasi menjaga dan memulihkan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Poso dan juga Kota Palu yang sering terkena imbasnya, kata Kapolda Sulteng Brigjen Pol Drs Suparni Parto MM di Palu, Jumat. Untuk operasi "Siwagi Lembah" ini Polda mengerahkan empat SSK (satuan setingkat kompi) yang setara dengan 400 personel dari berbagai fungsi. "Jumlah itu adalah kekuatan khusus dalam operasi Siwagi Lembah. Belum lagi ditambah pasukan organik dari Polres Poso dan Polda, serta personil TNI," jabarnya. Meski begitu, untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru di Poso, Polda belum menentukan penambahan pasukan karena masih melihat perkembangan situasi ke depan. Yang jelas, polisi terus membangun dan menjaga kemitraan dengan seluruh elemen masyarakat demi terciptanya situasi kondusif seperti diharapkan bersama. Beberapa hari lalu, Gubernur Sulteng Bandjela Paliudju menyatakan situasi keamanan dan ketertiban di daerahnya, khususnya Poso, tidak terpengaruh oleh dampak eksekusi Trio Pengebom Bali akhir pekan lal. Menurutnya, wilayah Poso aman terbukti dengan banyaknya pengunjung dari luar daerah untuk berwisata ke Danau Poso dan kegiatan lainnya. "Jadi tidak alasan lagi bagi pendatang untuk khawatir mengunjungi Kabupaten Poso," katanya yakin. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008