Kudus (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan, provinsi pimpinnya tengah mengalami krisi empat komoditas penting meliputi susu, gula, kedelai dan ikan. Diantara keempat komoditas itu, Bibit memberi perhatian lebih khusus pada komoditas susu yang disebutnya perlu segera diatasi dan ditemukan solusinya. "Apalagi, terjadinya krisis susu ini karena pendampingannya masih lemah," kata Bibit. Pada musim hujan, pengusaha susu biasanya mudah menggemukkan sapi karena rumput berlimpah, namun saat kemarau, rumput sulit diperoleh sehingga sapi menjadi kurus dan tidak mampu menghasilkan susu dalam jumlah besar. Gula juga mengalami krisis karena merajalelanya pabrik gula rafinasi yang ada di Cilacap. "Seharusnya satu bulan memproduksi gula antara 200-300 ton, sekarang sampai 800 ton gula." Akibatnya, gula yang diperuntukkan pabrik makan dan minuman, langsung dijual ke masyarakat dengan harga lebih murah, berkisar Rp3.300/kg, sedangkan harga gula biasa Rp5.500/kg. "Hal ini tentu akan membuat pabrik gula gulung tikar," tegasnya. Pemda mencoba melaporkan persoalan ini kepada Menteri dan Presiden sehingga bisa ditemukan satu solusi tepat untuk ini karena menutup pabrik gula rafinari justru berdampak pada pabrik makan dan minman. "Kita juga menyampaikan masalah ini kepada perusahaan agar produksinya dikurangi," ungkapnya. Sementara krisis kedelai terjadi karena petani hanya menanam saat menjelang musim kemarau. "Kita dorong petani mau menanam komoditas tersebut, mengingat luas lahan yang ada masih luas." Adapun krisis komoditas ikan muncul karena semakin banyaknya perahu nelayan untuk menangkap ikan, sedangkan ikan yang ada semakin berkurang dan membuat pelayan tidak sejahtera. Bibit berharap membantu nelayan dengan menyediakan beberapa kapal besar yang memiliki kapasitas tangkapan yang lebih besar dengan peralatan yang lebih modern. "Setidaknya, setiap kapal membutuhkan pekerja antara 30 hingga 50 orang awak kapal," ujarnya. Ia kemudian mengingatkan bahwa kunci keberhasilan penyelesaian masalah di daerah berada pada bupati. "Bupati yang kreatif dan penuh dengan ide baru akan mensejahterakan masyarakatnya." (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008