Washington DC (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tidak akan meminta bantuan kepada IMF jika dampak krisis keuangan semakin membebani perekonomian nasional.
"Jadi rasional dari posisi dan sikap kita ke depan tidak kembali memilih format seperti kita dulu kerja sama Indonesia dengan IMF. Dengan Letter of Intent (LoI) dengan kondisionalitas yang sangat ketat yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi yang berlaku," kata Presiden di Washington DC, Minggu.
Dikatakan Presiden, Indonesia mempunyai pengalaman selama sepuluh tahun berhubungan dengan IMF yang dinilai tidak tepat, sehingga pada saat krisis keuangan seperti ini sebaiknya Indonesia tidak lagi bekerjasama dengan IMF.
"Dengan pengalaman Indonesia itulah ke depan kita akan lebih berhati-hati dalam membangun partnership. Untuk kerja sama dengan lembaga internasional, kita pastikan bahwa langkah, pendekatan, dan cara mengatasi masalah sesuai betul dengan kondisi negara kita," katanya.
Sedangkan mengenai kemungkinan kerjasama yang akan ditempuh Indonesia jika krisis keuangan terus membahayakan ekonomi nasional, Presiden mengatakan telah mengupayakannya dengan kerjasama bilateral atau dengan Bank Dunia.
"Saya katakan upaya bertemu dengan bank dunia, dan negara-negara sahabat secara bilateral partnership untuk sebuah format bantuan yang tidak menimbulkan trauma masa lalu. Sebab kalau sudah trauma, menolak secara psikologis, semua sudah sulit untuk kita memilih paket kerja sama lagi dengan IMF," katanya.
Dikatakan Presiden, bahwa krisis keuangan saat ini merupakan saat yang tepat bagi lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia merevitalisasi perannya dalam perekonomian dunia.
IMF menurut Presiden selama ini dianggap kurang efektif dalam mengatasi persoalan ekonomi yang bersifat global karena menentukan persyaratan-persyaratan tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu sehingga sering tidak tepat atau terlambat.
"Menurut pendapat saya jangan menggunakan satu resep untuk mengatasi semua persoalan, kemudian harus melihat secara utuh dunia, kawasan, dan bukan hanya persoalan negara demi negara," kata Presiden.
Presiden menyatakan bahwa dalam KTT G-20 yang baru diikutinya, dirinya menyampaikan agar tidak memberikan persyaratan yang berlebihan dalam pemberian bantuan bagi negara-negara yang memerlukan sehingga program itu berjalan dengan baik.(*)
Perlu diterapkan bagi masyarakat Indonesia agar cinta produk dan gunakan produk dlm negeri dan belanjakan uang anda hanya untuk hal2 penting & dibutuhkan sehari-hari jangan konsumtif kurangi penggunaan produk import, krisis bisa diatasi bila kebijakan moneter yg menguntukan rakyat dan kurs $ dipatok saja Rp.10.000,- yg sesuai, jgn dibiarkan mengambang dan liar bagi spekulan $.
00BalasLaporkanHapus
17 November 2008
Setuju...setuju...Bpk Presiden Kalau perlu juga dingatkan pada rekan PNS untuk mengurangi IMF bank BRI dan Bank Mandiri...he..he..
00BalasLaporkanHapus
17 November 2008
Nggak ngutang IMF kalau masih utang Bank Dunia sich nggak istimewa lah...
Katanya program PNPM duitnya ngutang juga, khan... Wah yang untung siapa ya... Yang pasti rakyat sudah sangat dipertaruhkan lho...
00BalasLaporkanHapus
17 November 2008
Setuju Mr. Presiden .... mungkin yang juga perlu di antisipasi adalah sikap sebagian masyarakat dan pengusaha Indonesia yang kadang - kadang ingin selamat sendiri . MARI BANGSA-KU ...KITA DUKUNG LANGKAH PEMIMPIN KITA DENGAN BERPRESTASI DI BIDANG MASING - MASING DEMI DAN UNTUK KEMAJUAN INDONESIA .
Katanya program PNPM duitnya ngutang juga, khan... Wah yang untung siapa ya... Yang pasti rakyat sudah sangat dipertaruhkan lho...