Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore, menguat tipis menjadi Rp11.760/11.950 dari sebelumnya Rp11.783/11.800 atau naik 23 poin, menyusul intervensi Bank Indonesia (BI) untuk mendukung mata uang lokal. "Aksi beli BI terhadap rupiah itu untuk menjaga mata uang Indonesia yang makin mendekati angka Rp12.000 per dolar AS, kata analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, BI khawatir rupiah akan terus terpuruk, apabila tidak mendapat dukungan, karena pasar saat ini cenderung menekannya. Karena itu BI masuk ke pasar melepas cadangan dolarnya untuk memicu rupiah agar menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS, ucapnya. Makin terpuruknya rupiah, lanjut dia, akan menunjukkkan ekonomi nasional tidak tumbuh sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Hal ini harus segera diatasi antara lain dengan masuknya BI kepasar, ujarnya. BI, lanjut dia semula akan membiarkan tekanan pasar itu, karena koreksi terhadap rupiah tidak sebesar dibanding hari-hari sebelumnya. Namun rupiah diperkirakan akan cenderung melemah, karena itu, BI mencoba mengatasi dengan melemah cadangan devisa untuk menekan pergerakan dolar AS lebih lanjut, ucapnya. Indonesia, menurut dia, akan semakin tertekan oleh krisis keuangan global pada tahun 2009, karena pengaruh negatif akan semakin besar diwilayah tersebut. Meski sejumlah bank sentral baik, dari Eropa, Amerika maupun ASia, namun dana yang dimasukkan kepasar masih belum dapat menekan pergerakan krisis keuangan it, katanya. Apalagi, katanya, kekhawatiran muncul dengan cadangan devisa BI yang semakin menurun, akibat aksi intervensi yang terus dilakukan BI. Meski nilai rupiah merosot tidak sendirian, karena sejumlah mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS, namunn keterpurukan yang terus terjadi akan memberikan gambaran yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional, ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008