Jika memang nanti terjadi harga minyak yang tinggi kami sudah punya pengalaman solusinya, langkah langkah apa yang bisa kami lakukan.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah sudah memiliki solusi atas kemungkinan dampak yang timbul terkait lonjakan harga minyak menyusul konflik antara Iran dan Amerika Serikat.

"Jika memang nanti terjadi harga minyak yang tinggi kami sudah punya pengalaman solusinya, langkah langkah apa yang bisa kami lakukan," kata Plt. Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan akan melihat lagi apakah ada APBNP pada 2020. "Kami belum tahu, kalau misalnya tetap stabil tidak ada masalah, sempat naik sih minyak 70 dolar kemudian kan turun lagi, artinya itu hanya sekejap saja," jelas Djoko.

Jika pada bulan pertama misalnya harga minyak menjadi tinggi, mungkin Kementerian ESDM akan berbicara dengan parlemen, apakah bisa mengubah asumsi dalam APBN dengan Kementerian Keuangan atau tidak.

Baca juga: Harga minyak mentah Indonesia Desember 67,18 dolar/barel

Djoko menegaskan bahwa sumber minyak tidak hanya satu negara, bisa ada pilihan negara lain yang tidak memiliki konflik jika akan menilik ketersediaan stok.

Sebelumnya, harga minyak jatuh pada penutupan  Rabu (8/1), membalikkan lonjakan dalam perdagangan semalam setelah Presiden AS Donald Trump "mengecilkan" serangan rudal Iran terhadap pasukan AS di Irak.
I
ran pada Rabu (8/1) waktu setempat meluncurkan rudal balistik di pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS sebagai balasan atas serangan AS yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu di Gedung Putih bahwa tidak ada korban AS yang diakibatkan oleh serangan itu dan bahwa "Iran tampaknya mundur," menyebutnya "hal yang baik" untuk semua pihak yang berkepentingan.

Analis mengatakan pedagang telah menafsirkan komentar itu sebagai langkah menuju eskalasi.

Baca juga: Harga minyak jatuh setelah Trump "mengecilkan" serangan Iran

Harga patokan minyak AS, West Texas Intermediate IWTI) untuk pengiriman Februari turun 3,09 dolar AS menjadi mantap pada 59,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga minyak patokan internasional, brent untuk pengiriman Maret turun 2,83 dolar AS menjadi ditutup pada 65,44 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020