Brasilia  (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ketertarikannya pada teknologi pertanian yang dikembangkan Brasil guna meningkatkan produksi pertanian nasional. Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat mengunjungi kantor Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria (Embrapa), lembaga penelitian pertanian pemerintah Brasil di Brasilia, Rabu. Di tempat tersebut, Presiden mendengarkan paparan dari Direktur Eksekutif Embrapa, Tatiana de Sa, mengenai kegiatan lembaga yang berdiri  sejak 1973 itu. Menurut Tatiana, lembaga penelitian pertanian Pemerintah Brasil itu berdiri sejak 1973 di bawah koordinasi Departemen Pertanian Brasil. Lembaga itu saat ini memiliki karyawan sebanyak 8.400 orang dengan penelti 2.210 orang dan tenaga ahli sekitar 1.000 orang. Tatiana menjelaskan, kerja Embrapa mulai terlihat hasilnya sejak 1991 dengan terus meningkatnya produksi pertanian Brasil. Seperti produksi gula dengan turunan ethanolnya telah tumbuh 139,8 persen sejak tahun itu atau 15 persen per tahun. Produksi dan ekspor gula Brasil saat ini telah menjadi nomer satu di dunia, begitu juga orange juice dan kopinya. Presiden dalam kesempatan itu mengatakan bahwa dalam pertemuannya dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula Da Silva sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian nasional terutama padi, kedelai dan gula. "Kami ingin belajar mengenai konsep teknologi, penelitian dan pengembangan serta inovasi-inovasi lainnya untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia," katanya. Menurut Presiden, Indonesia sedang dalam tahap mengejar kemampuan Brasil di sektor pertanian dengan berupaya menyeimbangkan produksi pertanian untuk pangan dan energi. "Kami meyakini bahwa untuk meningkatkan produksi butuh teknologi yang terkoordinasi, kami perlu belajar teknologi itu dari Brasil," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008