Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Bimas Islam Depag, Prof Dr Nasaruddin Umar mengatakan, ada yang salah pada umat Islam, sehingga semakin banyak sempalan, semakin banyak aliran keras dan semakin banyak terorisme. "Tokoh agama sama saja dengan tokoh politik. Orang pulang haji sejajar dengan camat, jadi bukan nilai spiritualnya yang dikedepankan," kata Dirjen Bimas Islam Depag Prof Dr Nasarudin Umar dalam pengarahannya pada Rapat Kerja Ditjen Bimas Islam di Jakarta, Jumat malam. Dikatakan Nasarudin, selain sistem global sekarang ini dibangun di atas landasan yang sangat politis, juga dilandasi sistem yang sangat kapitalis. Krisis global yang mulai dirasakan saat ini ke Indonesia merupakan akibat dari sistem ekonomi riba, sementara negara-negara yang membangun mata uangnya dengan landasan yang benar tetap stabil. "Riyal dari dulu ya seperti itu, sementara kurs dolar terhadap rupiah dulu Rp2.500 sekarang sudah Rp12 ribu, melewati ambang batas psikologis," katanya. Masyarakat saat ini juga sudah semakin pragmatis yang berdasarkan sekedar untung rugi, sementara tenggang rasa dan gotong-royong semakin terkikis. "Sedemikian rasional sehingga banyak dimensi agama yang dihilangkan, hanya salatnya diambil tetapi tidak menjiwainya, juga semakin sekuler di mana agama ya agama, dunia ya dunia," katanya. Sementara itu, banyak desa di pelosok yang ditinggal ustad-nya karena tak kuat jauh dari keluarga, lalu berkumpul di kota-kota, tambahnya. Segala kenyataan ini, ujarnya, harus dicermati oleh para agamawan sehingga berbagai persoalan tersebut bisa lebih diantisipasi dan sempalan-sempalan tidak tumbuh dengan dengan mudah di tengah masyarakat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008