Samarinda (ANTARA News) - Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu, menangkap 15 perompak batubara yang kerap beraksi di Sungai Mahakam.
Dilaporkan, selain berhasil meringkus para pelaku, polisi juga menyita 16 buah sekop serta tiga perahu kayu bermuatan 30 ton batubara hasil curian.
"Mereka kami tangkap saat beraksi di sekitar Jembatan Mahakam,"tegas Kepala KPPP Samarinda, Ajun Komisaris Handoko, kepada wartawan, Sabtu petang.
Para pelaku kata Handoko, beraksi dengan cara menempel ponton pengangkut batubara yang tengah melintas di Sungai Mahakam, kemudian memindahkan batubata tersebut ke perahu mereka.
"Modus yang mereka gunakan yakni menempel ponton yang tengah melintas di Sungai Mahakam, kemudian memindahkan isinya ke perahu," ungkap Kepala KPPP Samarinda.
Para pelaku lanjut Kepala KPPP Samarinda, masih menjalani pemeriksaan intensif untuk memastikan keterlibatan mereka pada aksi pencurian batubara di Sungai Mahakam.
"Mereka masih kami mintai keterangan dan belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun, tidak menutup kemungkinan ke-15 orang yang kami amankan itu akan menjadi tersangka. Jika terbukti, mereka bisa dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman hukumam diatas lima tahun penjara" ujar Handoko.
Data KPPP Samarinda sejak Januari hingga Nopember 20098, sebanyak 145 pelaku
pencurian batubara di Sungai Mahakam beserta 45 kapal telah diamankan.
"Data itu belum termasuk para pelaku yang baru saja kami amankan tersebut.
Aksi pencurian batubara memang sudah sering berlangsung di Sungai Mahakam dan kami telah mendapat laporan resmi dari salah satu perusahaan batubara yakni, PT. Gunung Bayam," kata Kepala KPPP.
Polisi lanjut Handoko akan terus meningkatan patroli untuk menekan aksi pencurian batubara yang kerap terjadi di sepanjang Sungai Mahakam .
"Kami juga meminta bantuan masyarakat jika ada yang melihat atau mengetahui aksi pencurian batubara, agar segera melaporkannya. Patroli di beberapa tempat yang diaggap rawan terjadi pencurian akan terus kami tingkatkan untuk menekan kasus pencuran batubara di sepanjang Sungai Mahakam," ujar Kepala KPPP Samarinda.
Salah seorang perampok batubara, Sandi (20), saat ditemui di KPPP Samarinda, mengaku
terpaksa ikut mencuri karena tidak punya pekerjaan tetap.
"Baru kali ini saya ikut mencuri batubara karena diajak teman. Kami belum sempat menjual batubara hasil curian itu sebab keburu tertangkap. Setiap perahu bisa memuat 14 hingga 15 ton batubara,"ungkap Sandi yang mengaku dijanjikan upah Rp200 ribu untuk setiap aksinya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008