Lima, Peru (ANTARA News) - Para pemimpin ekonomi anggota APEC, Minggu siang waktu setempat  akan mengeluarkan sebuah kesepakatan sebagai hasil pertemuan tingkat pemimpin APEC ke-16 yang dirumuskan dalam Deklarasi Lima.

Pertemuan hari kedua akan dimulai Minggu pagi pukul 10.00 hingga 12.00 waktu setempat kemudian dilanjutkan dengan foto bersama para pemimpin ekonomi APEC dengan menggunakan pakaian tradisional Peru Quencha di halaman gedung utama Kementerian Pertahanan Peru di Lima.

Presiden Yudhoyono akan mengikuti acara itu sejak awal dan akan menyempatkan berbicara dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev saat menuju tempat foto bersama.

Pada waktu berfoto, Presiden berada di baris pertama diapit pemimpin pemerintahan Hongkong Donald Tsang dan PM Jepang Taro Aso.

Pukul 12.30 akan dilakukan pembacaan deklarasi akhir oleh presiden Peru Alan Garcia dan kemudian pertemuan tingkat pemimpin ekonomi APEC ke-16 ini akan ditutup dengan makan siang bertempat di Istana Kepresidenan Peru.

Pertemuan pemimpin APEC ke-16 kali ini membahas 12 topik antara lain mengenai perdagangan bebas dan investasi, kesatuan ekonomi kawasan, respons sosial perusahaan, ketahanan pangan, dukungan pada putaran Doha, keselamatan manusia, krisis keuangan, anti korupsi dan transparansi, dampak perubahan cuaca, kerjasama ekonomi.

Sebelumnya, pada pertemuan hari pertama, para pemimpin ekonomi anggota APEC sepakat untuk terus melanjutkan langkah dan berkerja sama lebih erat dalam aturan yang koordinatif dan komprehensif untuk menerapkan langkah nyata ke depan menghadapi krisis.

APEC juga sepakat untuk mendukung upaya badan kredit ekspor, lembaga keuangan internasional dan bank swasta untuk memastikan bahwa kecukupan keuangan tersedia untuk usaha termasuk bagi usaha kecil menengah dan menjaga agar perdagangan dan investasi tetap berlangsung di kawasan.

Mengenai reformasi sektor keuangan, para pemimpin ekonomi APEC juga setuju untuk melanjutkan pembangunan dan inovasi dalam sektor keuangan dan percaya bahwa semakin dalam dan kompleks sistem keuangan, alat pengaturan dan pengawasan harus lebih efektif. Krisis juga menyoroti kebutuhan untuk menciptakan standar yang lebih efektif dari tata pemerintahan dan manajemen resiko sesuai dengan pentingnya tanggung jawab sosial dalam sektor keuangan.

APEC, dimana Indonesia menjadi salah satu anggotanya, juga menyambut baik Deklarasi Washington hasil kerja negara-negara G-20 pekan lalu yang secara kuat mendukung dilakukannya rencana aksi untuk reformsi pada pasar keuangan.

Dalam hal ini, APEC sangat mendukung kebijakan yang dibutuhkan untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan stabilitas dengan melakukan kerjasama makroekonomi lebih dekat, menghindarkan dampak negatif, mendukung negara berkembang dan reformasi menyeluruh serta penguatan lembaga keuangan internasional.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008