Jakarta (ANTARA News) - Ketua Panitia Penyelenggara turnamen bulutangkis Astec Terbuka, Susy Susanti menyatakan komitmennya untuk mempertahankan turnamen tersebut sebagai salah satu usaha memassalkan bulutangkis. "Mudah-mudahan di masa yang akan datang bisa masuk kalender BWF (Federasi Bulutangkis Dunia), karena dengan begitu pesertanya bisa semakin banyak dan mendunia," katanya saat menyaksikan final kelompok remaja, taruna dan dewasa turnamen tersebut di Hall Bulutangkis Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, dengan semakin banyaknya turnamen, diharapkan cabang bulutangkis semakin populer dan digemari masyarakat luas. Susy menyampaikan kekhawatirannya bahwa cabang bulutangkis terancam dicoret dari Olimpiade 2016. "Harapannya kalau bulutangkis semakin dikembangkan, IOC (Komite Olimpiade Internasional) akan mempertimbangkan bahwa bulutangkis adalah cabang yang diminati," katanya. "Biar bagaimana pun baru bulutangkis yang bisa menyumbang medali emas Olimpiade bagi Indonesia, jadi sayang kalau sampai tidak dipertandingkan lagi," ujar peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut. Soal Astec Terbuka yang sudah digelar sejak 2005, Susy mengaku puas karena meskipun waktu penyelenggaraan menjadi sembilan hari karena peserta yang membludak, turnamen berlangsung lancar. Turnamen kali ini diikuti lebih dari 1.800 peserta yang hampir sepertiganya adalah anak-anak. "Itu bagus karena semuanya memang dimulai dari anak-anak," kata Susy. Hal itu pula yang menyebabkan ia akan tetap mempertandingkan kelompok anak-anak setelah turnamennya masuk kelender BWF kelak. "Saya tidak mungkin meninggalkan anak-anak,"katanya seraya menambahkan bahwa dari sana awal munculnya bibit-bibit pemain.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008