Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Muttamimul Ula, di Jakarta, Selasa, menilai, `APEC Meeting` tak membawa hasil bagi kepentingan tata eknomi dunia baru, termasuk tak ada pengaruh pada perluasan pasar ekspor Indonesia. "Yang jelas, KTT di Peru ini membuat kita patut kecewa. Karena itu tadi, bagi Indonesia sendiri, kehadirannya di KTT APEC tidak memperluas pasar ekspor," tegasnya. Karena itu, apa yang terjadi di Lima, Peru itu, menurutnya, patut disayangkan. "Memprihatinkan sekali. KTT di Peru itu tidak menghasilkan program untuk meningkatkan kinerja ekonomi di tengah krisis ekonomi global," ujarnya lagi, menjawab pertanyaan ANTARA News tentang apa pengaruh signifikan `APEC Meeting` terhadap RI dan negara-negara berkembang. Bagi Mutammimul Ula, dari forum itu, masih terlihat sekali negara-negara maju bergaya arogan dalam melakukan pembahasan berbagai agenda, sehingga kepentingan negara-negera berkembang terabaikan. "Padahal, negara berkembang (paling) terkena dampak yang lebih serius dari pada di negara maju sekarang," ungkapnya. Namun, ia tetap yakin, APEC berpotensi besar sebagai kawasan ekonomi terdahsyat di dunia. "Sebab, dilihat secara kuantitatif, perdagangan negara-negara APEC lebih dari 50 persen perdagangan dunia," ujarnya. Sayangnya, lanjut Muttamimul Ula, KTT APEC kali ini sangat lamban merespon dalam menyelesaikan persoalan ekonomi dunia. Secara terpisah, rekannya dari Fraksi Partai Damai Sejahtera, Jeffrey Massie, mengatakan, `APEC Meeting` tak membawa hasil signifikan bagi kepentingan Indonesia. "Jelas itu. Tidak ada asil maupun peran signifikan bagi Indonesia dalam `APEC Meeting` yang baru lalu," tandasnya kepada ANTARA News, sehubungan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin negara-negara Pasifik di Lima, Peru. Menjawab pertanyaan tentang bagaimana kontribusi APEC bagi RI dan negara berkembang pada umumnya, Jeffrey Massie juga pesimistis, dengan mengatakan, sulit sekali mendapatkan manfaat dari forum seperti itu sekarang. "Sebaiknya intensifkan agenda hubungan dengan Cina, Jepang, India. Sebab, hasil di `APEC Meeting` selama ini, terutama yang baru saja berakhir, terlalu normatif, dan tidak produktif," tandasnya. Ditanya tentang langkah apa sebaiknya dan bagaimana RI bersikap atau mengambil peran di APEC, ia mengatakan, tidak perlu terlalu `ngotot`. "Sebaiknya mengintensifkan hubungan multilateral dengan Cina, India dan Jepang. Ini lebih memiliki dampak sangat signifikan (bagi kepentingan Indonesia)," ujar Jeffrey Massie lagi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008