Medan (ANTARA News) - Sekitar duaribu lebih naskah asli adat Batak, seribudiantaranya terbuat dari kulit kayu, saat ini berada di negeri Belanda dan Jerman, demikian Profesor. Dr. Uli Kozok MA dari Universitas Hawaii, Minoa, AS, di Medan, Kamis.

Uli menambahkan, ribuan naskah asli adat Batak itu dibawa ke luar negeri ketika masa penjajahan Belanda dan masa Zending (Penginjil) I. L Nomensen di tanah Batak.

Saat ini baru dua naskah yang bisa diakses untuk umum karena telah diolah dalam bentuk digital, sementara selebihnya belum dapat diakses karena masih dalam bentuk asli dan dikhawatirkan rusak jika diakses umum.

"Isinya pada umunya berupa instruksi atau tatacara upacara ritual keagamaan, cara mengalahkan musuh dalam peperangan, puisi-puisi cinta, dan tradisi, serta budaya Batak lainnya," terang Uli.

Ironisnya Uli menilai, ribuan naskah tersebut lebih aman dan terjamin kelestariannya jika berada di luar negeri, karena kalau di luar negeri peluang untuk diperjualbelikan atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab jauh lebih kecil.

"Selama ini di Indonesia banyak benda budaya yang seharusnya dirawat tetapi malah diperjualbelikan. Makanya lebih baik dan lebih aman jika naskah-naskah asli tersebut berada di luar negeri," pandangnya.

Pembuatan naskah dan budaya Batak dalam bentuk digital dewasa ini sangat diperlukan, mengingat setiap naskah yang berada di luar negeri itu tidak mudah dibawa kembali ke Indonesia.

"Kalau sudah dalam bentuk digital akan mudah diakses oleh siapa saja, termasuk oleh ilmuwan-ilmuwan yang meneliti lebih jauh adat-istiadat suku Batak," kilah Profesor Uli. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008