Bojonegoro (ANTARA News) - Jalur kereta api (KA) Surabaya-Jakarta melewati Bojonegoro, Jawa Timur, terganggu akibat banjir yang terjadi di jalur KA di Tegowanu, Grobokan , Jawa Tengah.

Kepala Stasiun Bojonegoro, Djoko Mardi Gutomo, kepada ANTARA News menyatakan bahwa jalur KA dari Jakarta-Surabaya lewat Bojonegoro,hingga Selasa siang masih terganggu akibat banjir di jalur rel KA di Tegowanu, Demak, sejak Senin (12/1) sore.

Meski terganggu banjir, jalur KA Surabaya-Jakarta, begitu pula sebaliknya masih tetap bisa lewat jalur KA Bojonegoro.

Hanya saja, kedatangan KA dari Jakarta yang masuk stasiun Bojonegoro terlambat, karena KA dari arah Jakarta setelah masuk di stasiun Brumbung, Demak, Jawa Tengah yang seharusnya langsung lurus ke stasiun Gambrengan, Grobokan, terpaksa dialihkan lewat stasiun Gundih, juga di Grobokan.

Dia menjelaskan, perjalanan KA dari stasiun Brumbung menuju stasiun Gambrengan yang berjarak 46 km dalam kondisi normal bisa ditempuh dengan waktu 1,15 jam.

Lantaran KA harus dialihkan menuju stasiun Gundih akibat banjir yang terjadi di jalur KA di Tegowanu tersebut, maka KA harus menempuh jarak 63 km dengan waktu dua jam lebih hingga sampai di stasiun Grambengan, karena harus berputar.

"Itu pun lokomotif KA masih harus dilangsir setelah tiba di stasiun Gundih," katanya.

Pengalihan tersebut juga dialami KA dari Surabaya ke arah Jakarta lewat Bojonegoro, sehingga ketika tiba di stasiun Gambrengan, Grobokan harus lewat stasiun Gundih juga di Grobokan.

Dengan terjadinya gangguan banjir dan dialihkannya perjalanan KA tersebut, maka sejumlah KA dari Jakarta menuju Surabaya, yang menempuh perjalanan pada Selasa masuk stasiun Bojonegoro terlambat. KA Sembrani ke arah Surabaya masuk stasiun Bojonegoro pukul 08.18 WIB, yang seharusnya pukul 05.10 WIB.

Sementara itu, KA Gumarang masuk pukul 07.55 WIB, yang seharusnya pukul 04,50 WIB dan KA Kertajaya masuk pukul 07.33 WIB yang seharus pukul 04.30 WIB.

"kami masih belum tahu, kondisi banjir di Tegowanu sekarang ini sudah aman atau belum, "katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009