Blitar, (ANTARA News) - Anak mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau biasa dipanggil Tommy Soeharto, mengemukakan hingga saat ini dia dan saudara-saudaranya tidak akan mengusulkan kepada pemerintah agar almarhum ayah mereka diberi gelar pahlawan nasional.

"Kok, keluarga (yang mengusulkan)? Tentu masyarakat yang bisa menilai Bapak saya," katanya saat ditemui di sela-sela acara Napak Tilas Kepahlawanan 2008 bersama Menteri Sosial Bachtiar Chamsah, Meneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Museum Pembela Tanah Air (Peta) Blitar, Jawa Timur, Sabtu.

"Bagi kami, yang penting Bapak meninggal dunia secara 'khusnul khotimah'. Alhamdulillah, kami keluarga patut berbangga karena setiap Sabtu dan Minggu, makam Bapak di Astana Giribangun dikunjungi tak kurang dari 2.000 orang peziarah," kata Tommy.

Sementara itu Mensos Bachtiar Chamsah mengatakan usul pemberian gelar pahlawan  harus dimulai dari keluarga.

"Itu sudah prosedur, selanjutnya Dirjen kami yang akan melakukan penelitian mengenai layak atau tidaknya seseorang mendapatkan gelar pahlawan," katanya.

"Kalau keluarga tidak bersedia, baru masyarakat yang diperbolehkan mengajukan seseorang menjadi pahlawan dengan memberikan beberapa penilaian. Namun sampai saat ini tidak ada masyarakat yang mengajukan permohonan, agar Pak Harto diberikan gelar pahlawan," katanya.

Wacana pemberian gelar pahlawan nasional antara lain pernah dikemukakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Agung Laksono beberapa pekan lalu.



Monumen Peta

Dalam acara Napak Tilas Kepahlawanan 2008 itu, kedua menteri dan Panglima TNI itu, juga meresmikan Monumen Perjuangan Tentara Peta di Blitar.

Mereka mengunjungi markas Peta yang kini dimanfaatkan sebagai gedung SMK Negeri Blitar.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menganggap, Peta merupakan cikal bakal terbentuknya TNI. "Sehingga saya patut berbangga dengan para pejuang Peta," katanya didampingi mantan pejuang Peta, Sukiarno.

 Ia mengingatkan seluruh bangsa Indonesia untuk tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang memerdekakan bangsa ini dari penjajahan.

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Napak Tilas Kepahlawanan 2008, Tinton Suprapto mengatakan, acara tersebut adalah untuk membangkitkan semangat nasionalisme generasi muda.

"Soal sekarang ada orang yang mengaku sebagai pahlawan, biarkan saja, itu hak," katanya menanggapi adanya orang yang mengaku sebagai pejuang Peta, Supriadi.

Acara tersebut juga diikuti para pelajar dan elemen organisasi kepemudaan. Setelah meresmikan Monumen Perjuangan Peta dan mengunjungi markas Peta, para pejabat negara itu menyempatkan diri berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Blitar.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008