Jambi (ANTARA News) - Penderita dan penularan penyakit HIV/AIDS di Jambi cenderung semakin meningkat dan mengkhawatirkan, sehingga harus ada tindakan untuk mencegah dan menanggulanginya.

Kekhawatiran penyakit mematikan itu akan terus meningkat di Jambi, karena hingga April 2008 terdata penderita HIV sebanyak 184 orang, dan AIDS 106 orang, 59 orang diantaranya meninggal, kata Kasubdin Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M), Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dr H Azwar Djouhari Msc di Jambi, Sabtu.

Penyakit HIV/AIDS sampai kini belum ada penyembuhannya, sehingga tetap menjadi ancaman tidak saja di Jambi, juga di seluruh dunia.

Penyebaran virus HIV/AIDS bisa mematikan seseorang yang terjangkit dalam hitungan detik. Virus itu akan lebih banyak menyerang kelompok produktif, termasuk para remaja.

Ia menjelaskan, penularan HIV/AIDS bukan saja melalui hubungan sex tidak sehat, tetapi juga menular bagi pemakai jarum suntik narkoba secara bergantian, transfusi darah yang tercemar HIV, serta ibu hamil penderita HIV/AIDS akan menular kepada bayi yang dikandungnya.

Di Jambi kasus melalui jarum suntik narkoba merupakan tertinggi penularannya yaitu mencapai 61,02 persen atau terjangkit sebanyak 41 orang HIV, dan 66 orang AIDS yang diantaranya 36 orang meninggal.

Sedangkan penularan lainnya yakni Heteroseks 25,42 persen, penularan dari suami 1,69 persen, Homoseks (6,78 persen), dan Perinatal (0,1 persen).

"Namun kasus penularan melalui tansfusi darah di Jambi hingga kini belum ditemukan," katanya.

Cara mencegah penularan HIV/AIDS, ia menjelaskan, ada beberapa cara yaitu puasa seks atau sama sekali tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain, setia kepada pasangan (suami dan isteri), menggunakan kondom secara benar jika berhubungan seks dengan yang berisiko tinggi.

Lalu hindari narkoba suntik, tindik, tato, dan ganti-ganti pasangan. Jika tertular jangan sampai menularkan.

Terkait dengan kemajuan teknologi untuk memberikan harapan bagi Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) hanya dapat menekan jumlah virus di dalam darah dengan menggunakan ARV (Anti Retroviral).

"Dengan obat ini jumlah virus di dalam darah penderita bisa ditekan hingga mencapai kondisi tidak terdeteksi, sehingga penderita pun tetap bisa beraktifitas sehari-hari secara produktif," tambahnya. HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh, dan mudah terserang penyakit.

Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom), penyakit yang menyerang atau merusak kekebalan tubuh akibat serangan virus HIV.

"Jadi jika seseorang terinfeksi HIV belum tentu menderita AIDS," kata Azwar.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008