Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi IV DPR RI, Arifin Junaidi mengatakan bahwa dewan merasa kecewa karena volume pupuk bersubsidi hanya bertambah 200.000 ton padahal anggaran meningkat dari Rp7,6 triliun menjadi Rp15,1 triliun. "Teman-teman di Komisi IV mengira dengan ditambahnya anggaran sebesar Rp7,375 triliun maka volume pupuk bersubsidi bertambah. Tetapi ternyata itu hanya menutupi kenaikan harga gas saja," kata Arifin usai menghadiri pembukaan Seminar dan Kongres Penyuluh Perikanan 2008 di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan Komisi IV telah menyetujui penambahan anggaran untuk subsidi pupuk hampir 100 persen dengan harapan bahwa kekurangan pupuk urea sebesar 1,5 juta ton tertutupi. Namun ternyata total penambahan hanya 300.000 ton saja. "Tambahan hampir 100 persen, tapi volume pupuk bersubsidi tidak bertambah dari kebutuhan 5,8 juta ton yang sekarang hanya 4,3 juta ton diproduksi," ujar dia. Parahnya lagi, menurut dia, volume bertambah hanya untuk pupuk urea sebanyak 200.000 ton, tetapi untuk jenis pupuk lainnya seperti ZA atau organik tidak ada penambahan," ujar dia. Menurut dia, penambahan anggaran tersebut cukup untuk memenuhi kekurangan 1,5 juta pupuk urea mengingat harga minyak dan gas dunia telah turun. Lebih lanjut, Arifin mengatakan, pihak Pertamina tidak dapat memenuhi pasokan gas yang dibutuhkan pabrik pupuk karena itu mereka mengimpor gas dengan harga 10,7 dolar AS per MMBTU, padahal Indonesia mengekspor gas dengan harga 2,7 dolar AS per MMBTU. "Coba pabrik pupuk dikasih harga sama dengan harga ekspor kan jadi lebih ringan," ujar dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008