Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi harus memperhatikan keseimbangan berbagai faktor yang harus dihitung secara teliti. "Keseimbangan berbagai faktor akan kami hitung secara teliti supaya kita tidak setiap hari harus mengkoreksi policy, karena sangat tidak akan baik dari sisi kepastian kepada masyarakat dan dunia usaha," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa. Menkeu menyatakan hal itu menanggapi usulan sejumlah anggota DPR agar harga BBM bersubsidi diturunkan lebih signifikan dan tidak hanya untuk premium. "Tentu pemerintah akan memperhatikan rambu-rambu seperti ketika kami mengumumkan penurunan harga premium beberapa waktu lalu," katanya. Menurut dia, perubahan harga BBM bersubsidi akan memperhatikan sejumlah faktor terutama harga minyak itu sendiri dan kondisi nilai tukar rupiah. Pemerintah berharap penurunan harga BBM akan membantu meningkatkan daya beli masyarakat dan menurunkan beban ekonomi masyarakat. Namun pada saat yang sama penurunan harga minyak juga memperhatikan aspek sustainabel APBN termasuk alokasi subsidi. "Kami sangat konsen bahwa penurunan harga BBM harus menaikkan daya beli masyarakat dan mengurangi beban ekonomi masyarakat, namun pada saat yang sama harus memperhatikan asepek sustaibilitas APBN termasuk alokasi subsidi," tegasnya. Menkeu menyadari bahwa masyarakat menginginkan agar respon terhadap penurunan harga minyak dunia itu dilakukan saat ini juga. Namun yang juga perlu mendapat perhatian adalah bahwa pengelolaan alokasi dana dalam APBN berlaku untuk Januari hingga Desember. "Sebagai menkeu, saya harus berpikir bahwa yang harus dikelola itu periode Januari hingga Desember, bukan untuk saat ini saja," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008