Manila,(ANTARA News) - Filipina, Rabu, menyambut baik keputusan Thailand yang menunda pelaksanaan KTT ke-14 ASEAN menyusul kekacauan politik.

Thailand pada Selasa mengatakan akan menunda pertemuan tingkat tinggi ASEAN itu sampai Maret 2009 karena masih terus bergulirnya kekacauan politik di negeri itu.

"Penundaan itu merupakan langkah yang menguntungknan jika melihat situasi saat ini," kata Lorelei Fajardo, juru bicara Presiden Gloria Arroyo.

"Thailand akan punya waktu untuk menyelesaikan krisis politiknya dan para anggota juga punya waktu untuk persiapan," katanya.

Keputusan Thailand menuai reaksi beragam dari negara-negara anggota ASEAN.Kamboja pada Rabu menyesalkan penundaan KTT itu.

Namun, Fajardo menekankan bahwa anggota dan pejabat kelompok kawasan itu sepakat bahwa penundaan tidak akan berdampak negatif terhadap rencana kerja ASEAN.

Ia mengatakan "keamanan para peserta juga harus bisa dijamin."

Mahkamah Konstitusi Thailand pada Selasa membubarkan partai yang berkuasa dan melarang Perdana Menteri Somchai Wongsawat melakukan kegiatan politik selama lima tahun karena kasus penyelewengan suara.

Malaysia pada Rabu menyiratkan keraguannya bahwa Thailand mampu menyelenggarakan KTT ASEAN sementara Singapura mendesak agar penundaan tidak berlangsung sampai Maret.

Singapura menginginkan KTT bisa dilaksanakan pada bulan Januari.

Pada tahun 2006, Filipina harus menjadwalkan ulang  penyelenggaraan KTT menjadi beberapa bulan kemudian.

Badai hebat merupakan alasan penundaan kendati beberapa sumber mengatakan bahwa penundaan sebenarnya terkait masalah ancaman terhadap keamanan.

Indonesia, menginginkan agar jadwal pelaksanaan KTT ke-14 ASEAN tidak mundur terlalu jauh hingga Maret.

Jakarta berharap KTT ASEAN sudah dapat diselenggarakan paling lambat pada Februari 2009.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya juga menyatakan harapan Indonesia agar penundaan KTT ASEAN tidak menganggu agenda-agenda penting untuk segera diwujudkan.

Yudhoyono menyebut pemberlakuan resmi Piagam ASEAN serta pembahasan soal Prakarsa Chiang Mai --upaya bersama mengatasi krisis keuangan global-- sebagai agenda yang tetap perlu dibahas segera.

Karena itu Presiden mengusulkan agar ASEAN melakukan pertemuan para menteri luar negerinya di Sekretariat ASEAN di Jakarta guna memastikan secara resmi Piagam ASEAN.

Yudhoyono juga mengusulkan agar ASEAN menggelar pertemuan para menteri keuangan ASEAN+3 (China, Jepang, Korea Selatan) di Bali untuk membahas Prakarsa Chiang Mai.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008