Semarang (ANTARA News) - Mencintai kebudayaan tradisional agaknya lebih sulit daripada mencintai kebudayaan modern yang selalu datang tanpa henti, situasi ini yang kini tengah melanda kalangan generasi muda Indonesia termasuk mahasiswa. Hal ini juga dialami oleh sebagian mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Jawa (BSJ) Universitas Negeri semarang (Unnes) yang belum bisa menerima kebudayaan Jawa, kata Sucipto Hadi Purnomo, dosen jurusan BSJ Unnes di Semarang, kemarin. Menurut dia, hal itu bisa dilihat dari kurang bisanya mereka (mahasiswa) menerima apa yang seharusnya menjadi tugas dan kewajiban untuk bisa membangun mahasiswa BSJ cinta pada budaya jawa. Alasan Sucipto didasarkan saat adanya penugasan bagi mahasiswa jurusan BSJ melihat pertunjukan langsung pementasan wayang kulit di kampus Unnes pada Selasa (2/12). Pada acara pementasan wayang kulit di Auditorium Unnes yang dijadikan para dosen bahasa Jawa sebagai tugas mata kuliah budaya Jawa bagi para mahasiswanya, terbukti hanya ada beberapa mahasiswa yang benar-benar ingin menonton guna menghayati budaya tradisional, dan mahasiswa mana saja yang melihat secara terpaksa karena adanya tugas belajar mengikuti mata kuliah langsung dengan melihat pertunjukan wayang kulit. Menurut dia, bagi mahasiswa yang menonton karena terpaksa, maka keberadaan mereka hanya sia-sia saja. Percuma saja mereka bergadang dari malam hari sampai menjelang subuh dan mengeluarkan uang transportasi jika sampai di acara pementasan hanya menahan kantuk. Kondisi yang demikian diakuinya dapat mempengaruhi citra buruk mahasiswa bahasa Jawa Unnes. "Begitu juga dengan mengikuti Unit kegiatan mahasiswa (UKM) Karawitan dan Panembrana di Unnes, mahasiswa seakan terpaksa mengikutinya, alasanya sebagai syarat wajib lulus mata kuliah karawitan dan tembang jawa, selebihnya mereka hanya ikut-ikutan teman," katanya menegaskan. Sementara itu, Drs Suharianto MHum, Dosen Jurusan sastra jawa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Unnes mengatakan, kecintaan pada budaya bangsa sendiri wajib dilestarikan oleh kalangan generasi muda, termasuk kalangan mahasiswa. Termasuk dalam hal melestarikan budaya Jawa. Sebab, budaya Jawa yang merupakan kebudayaan tradisional yang seharusnya dijunjung tinggi. "Generasi muda harus sadar, jika mereka mulai sekarang tidak mau melestarikan dan menomorsatukan budayanya sendiri, maka budaya itu lama kelamaan akan hilang. Jadi, jangan sampai menunggu budaya nenek moyang kita ini hilang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008