Banyaknya talenta-talenta daerah di Indonesia yang berhasil meraih prestasi dalam skala tinggi di era digital. Ini membuktikan bahwa teknologi betul-betul membuka pintu peluang bagi siapa saja, termasuk dari daerah
Jakarta (ANTARA) - Kemajuan digital di Indonesia selama satu dekade terakhir telah membuka banyak pintu kesempatan di berbagai bidang.

Tidak hanya dalam hal kemudahan hidup, keterbukaan teknologi telah memungkinkan setiap orang - dari latar belakang yang sederhana pun - untuk mencatat prestasi dengan usaha dan kerja keras.

Banyaknya talenta-talenta daerah di Indonesia yang meraih prestasi dalam skala tinggi di era digital, membuktikan bahwa teknologi betul-betul membuka pintu peluang bagi siapa saja, termasuk dari daerah.

Menurut CEO dan founder Sagara Technology, Adi Arriansyah, di Jakarta, Kamis, kultur dan latar belakang talenta daerah sangat bervariasi, sehingga memiliki perspektif dan ide-ide fresh, unik, dan out-of-the-box.

"Dalam tim kami banyak anak rantau, mereka juga memiliki antusiasme serta adaptabilitas tinggi yang dibutuhkan dalam membentuk kerja sama tim yang kuat. Hal ini mungkin terjadi karena mereka memang punya kesamaan latar belakang, yaitu telah memilih untuk berjuang bareng di kota,” tambah Adi.

Oleh sebab itulah, dalam satu dekade terakhir mulai bermunculan sejumlah sosok talenta daerah yang sukses di bidang teknologi atas kerja keras mereka sendiri.

Ia mencontohkan, William Tanuwijaya, pria asal Medan yang pernah bekerja paruh-waktu menjadi penjaga warung internet, kini sukses membangun Tokopedia, perusahaan teknologi unicorn pertama Indonesia.

Ada pula kisah Iman Usman, founder platform pendidikan Ruangguru yang berasal dari keluarga sederhana di Padang. Mereka berhasil menunjukkan bahwa talenta daerah bisa mencatatkan prestasi hingga ke tingkat internasional.

Pandangan ini dipercaya penuh oleh Sagara Technology, perusahaan konsultan teknologi dan agensi produk digital yang berbasis di Jakarta dan Bandung.

Mereka percaya, bahwa kemajuan teknologi mendorong peningkatan pemerataan peluang dan kemampuan di semua kelas masyarakat, baik kaum urban maupun rural.

"Talenta-talenta yang berasal dari daerah biasanya memiliki tingkat adaptabilitas dan daya juang yang tinggi. Inilah yang ikut menjadi kunci menentukan kesuksesan usaha mereka,” ujarnya.

Sagara sendiri diperkuat oleh banyak talenta daerah yang telah mencatatkan segudang prestasi hingga di kancah internasional.

Adi Arriansyah sendiri yang berasal dari Ungaran, kabupaten Semarang, merupakan jebolan dari Founder Institute, sebuah program pelatihan entrepreneur asal Silicon Valley. Baru-baru ini, ia berhasil menembus program prestisius Executive Education di Harvard Business School.

Ada pula Angga Fauzan, pria asal Boyolali yang sempat viral berkat prestasinya yang mendunia. Pria lulusan S2 dari Edinburgh University ini memegang posisi sebagai Chief Marketing Officer di Sagara.

Sekitar 80 persen tenaga kerja Sagara berasal dari berbagai daerah. Galih Suryo Priatomo dari desa Gunungpati, Semarang, Nafa Ananda Lutfia dari kota Purwokerto, Novelasari Nadia Putri dari kota Batu, hingga Ade Saepul Mugni dari daerah Rancaekek, kabupaten Sumedang.

"Mereka punya karakteristik yang mirip, yaitu punya tekad yang kuat, siap kerja keras, dan humble,” ujar Adi.

Kini tim Sagara telah menangani berbagai klien besar, mulai dari kementerian RI, startup, hingga korporat ternama.

Beberapa di antaranya adalah Ruangguru, Blue Bird, Qlue, Kementerian Pendidikan, Cartenz Group, dan Telkomsel.

Secara total, Sagara telah mengembangkan dan meluncurkan lebih dari 100 aplikasi website dan lebih dari 50 aplikasi mobile.

“Kami yakin bahwa talenta-talenta lokal Indonesia, bila memiliki pondasi yang cukup, bisa mengukir prestasi hingga tingkat internasional. Kami berencana melatih talenta-talenta daerah dengan membangun sekolah khusus yang mengajarkan keterampilan coding,” ungkap Adi.

Sekolah ini rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020, dengan menggandeng dukungan dari pemerintah daerah. Lulusan terbaik akan diberikan investasi untuk membangun usaha di bidang teknologi di daerah asalnya masing-masing.

Baca juga: Sagara Technology: Transformasi digital atau terlindas kompetitor

Baca juga: Menkominfo harapkan Indonesia hasilkan talenta digital yang unggul

Baca juga: Kominfo targetkan 60 ribu talenta digital pada 2020

 

Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020