Sopore, India (ANTARA News) - Polisi menggunakan gas airmata, pentungan dan peluru karet untuk membubarkan ratusan demonstran anti-pemilihan umum di Kashmir India, Minggu, pada tahap keempat pemungutan suara di negara bagian tersebut.

Tindakan polisi itu mengakibatkan 10 orang cedera di kota Sopore, 50 kilometer sebelah utara Srinagar, ibukota musim panas Kashmir, setelah ratusan warga berkumpul untuk memprotes pemilu tersebut.

Empat wartawan foto, seorang diantaranya dari AFP, juga cedera dalam kekerasan itu.

"Kami dipukuli dengan keji oleh polisi tanpa alasan apa pun," kata seorang wartawan foto yang dibawa ke rumah sakit karena cedera kepala.

Empat orang lagi terluka ketika polisi menembakkan peluru karet untuk membubarkan protes serupa di desa berdekatan Dooru, kata polisi.

Meski ada seruan dari para politikus separatis dan pemberontak untuk memboikot pemilu itu, sekitar 55 persen pemilih datang untuk memberikan suara mereka, kata petugas-petugas pemilu.

Tiga babak sebelumnya dalam pemilu itu diikuti oleh lebih dari 60 persen pemberi suara.

Kashmir India berada di bawah kekuasan federal pada Juli setelah runtuhnya pemerintah negara bagian itu terkait dengan sengketa tanah yang menyulut serangkaian demonstrasi besar-besaran anti-India.

Kashmir, sebuah wilayah di kawasan pegunungan Himalaya, terbagi atas daerah-daerah yang dikuasai India dan Pakistan.

Kashmir India adalah satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.

Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir. Laporan-laporan terakhir intelijen India menunjukkan kenaikan tajam dalam upaya penyusupan militan melewati garis pengawasan yang dibantu pasukan perbatasan Pakistan, demikian AFP.(*)


Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008