Pandeglang (ANTARA News) - Ratusan nelayan pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, kembali tak melaut akibat gelombang laut mencapai ketinggian dua meter disertai angin kencang dan hujan deras. "Kami bersama nelayan lainya tidak berani melaut karena cuaca buruk di perairan Selat Sunda hingga Ujung Kulon," kata Sobri (45) nelayan tempat pelelangan ikan (TPI) Sumur, kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu malam. Dia mengatakan, sejak tiga hari terakhir ini kondisi cuaca di pesisir Sumur memburuk, selian ombak besar juga angin kencanag disertai hujan deras. Oleh karena itu, nelayan yang menggunakan mesin motor `beleketek`, tidak bisa melaut karena tidak kuat menahan ombak setinggi dua meter. Akibatnya, kata dia, nelayan di sini terpaksa bekerja di bidang lainya seperti buruh tani, berjualan keliling untuk mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-hari. "Kalau saya tidak berjualan bubur nasi keliling tentu keluarga kesulitan secara ekonomi," katanya. Begitu pula Nasrudin (50) nelayan Panimbang, mengaku, sejak dirinya mengangur terpaksa beralih profesi menjadi seorang pengayuh becak. Sebab, saat ini hasil tangkapan ikan berkurang menyusul memburuknya cuaca di perairan Selat Sunda. Apalagi, sekarang sudah memasuki musim angin barat yang disertai gelombang tinggi, angin kencang dan hujan deras. "Selama ini saya tidak berani melaut dulu," ujar Nasrudin. Sementara itu, Edi Wibowo, pengamat cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Banten, mengatakan pihaknya mengingatkan kepada nelayan maupun kapal tongkang agar mewaspadai cuaca buruk di peraitan Selat Sunda hingga Ujung Kulon. Saat ini, diperkirakan gelombang laut antara 2 sampai 3 meter. "Sebaiknya nelayan tidak melaut dulu, karena gelombang laut sangat berbahaya," ujar Edi Wibowo.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008