New York (ANTARA News/Reuters) - Tim ekonomi Presiden AS terpilih Barack Obama berencana lebih menggerakkan lagi perekonomian AS yang dihantam resesi namun dengan taruhan alokasi dana lebih besar dari rencana sebelumnya sehingga menghisap anggaran belanja AS hingga satu triliun dolar AS dalam dua tahun ke depan, demikian Wall Street Journal, Sabtu. Tim ekonomi Obama yang dua minggu lalu memprediksi kebutuhan dana dalam paket stimulus untuk pemulihan ekonomi AS selama dua tahun akan mencapai setengah triliun dolar AS, telah mengubah angka itu dengan paling sedikit 600 miliar dolar AS, lapor suratkabar itu mengutip sumber-sumber terpercaya. Skala stimulus final bahkan diperkirakan lebih tinggi dari angka itu, kemungkinan antara 700 miliar dolar AS sampai satu triliun dolar AS, mengingat sangat dalamnya kerusakan ekonomi AS belakangan ini. Para pejabat dari kubu Obama menolak mengomentari laporan media massa mengenai jumlah dana yang diminta administrasi Obama agar perekonomian tumbuh melalui belanja publik yang diperbesar dan memotong besaran pajak. Obama baru resmi memerintah sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2009. Para investor saham seluruh dunia harap-harap cemas setelah mengikuti indikasi bagaimana administrasi Obama mencari jalan untuk memulai menumbuhkan lagi perekonomian terbesar di dunia itu. Obama berjanji meluncurkan program pembukaan lapangan kerja di sektor publik secara besar-besaran, untuk membawa ekonomi AS keluar dari resesi. Sang Presiden AS terpilih ini sepertinya telah dinasihati tim ekonominya mengenai rencana stimulus baru ini, yang akan dipromosikan minggu depan dengan harapan memperoleh persetujuan Kongres sebelum dia diambil sumpahnya sebagai Presiden AS bulan depan, demikian Wall Street Journal. Sebelum ini para ekonom telah memperkirakan Obama akan bergerak cepat menandatangani paket stimulus dua tahun yang bernilai 750 miliar dolar AS atau lima persen dari produk domestik bruto (PDB) AS. Administrasi Presiden George W. Bush sendiri telah diberi wewenang oleh Kongres untuk membelanjakan 700 miliar dolar AS dana para pembayar pajak AS untuk menyelamatkan sistem perbankan negara itu. Uang sebesar itu semula akan dibelanjakan untuk membeli sekuritas-sekuritas berbasis kredit KPR yang bermasalah, namun kemudian dialihkan untuk merekapitalisasi perbankan sekaligus mendorong bank-bank memperoleh kredit pemerintah secara lebih mudah. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008