Makassar (ANTARA News) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakin mampu menjadi partai terkenal meski tanpa menggunakan artis sebagai calon legislatif (caleg).

PKS tidak membutuhkan artis sebagai caleg untuk mendongkrak popularitas partai, kata Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta di depan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, kader beserta simpatisan PKS Kabupaten Gowa, Sulsel, Minggu

Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan perhatian masyarakat pada partai adalah dengan cara merekrut figur caleg dari kalangan selebritis, meski dengan kapasitas yang patut dipertanyakan.

"Kami tidak akan melakukan itu. Karena kami yakin caleg kami sudah teruji dan mampu berkarya sehingga memberi dampak positif bagai partai," ujarnya.

Anis Matta mengatakan, anggota legislatif PKS selama ini telah memberikan performa yang baik dan senantiasa disegani.

Mereka disegani, lanjutnya, karena aleg PKS adalah orang baik dan peduli. Hal tersebut kemudian menjadi optimisme partai karena begitu banyak orang mendambakan pribadi-pribadi positif memimpin bangsa Indonesia.

Ia juga mengklaim PKS merupakan partai yang bebas dari korupsi dan prilaku amoral seperti selingkuh. Terbukti dengan tidak adanya catatan buruk aleg PKS tersangkut masalah korupsi dan masalah rumah tangga seperti terlibat perselingkuhan.

Ditambahkannya, prestasi PKS juga dapat dilihat di kabinet dengan kinerja positif beberapa kementrian yang dipegang PKS, dimana mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa.

"Indonesia sebagai negara agraris sejak dahulu selalu kekurangan beras. Tetapi sejak departemen dipegang menteri dari PKS, hasil pertanian mengalami surplus dan mampu mengekspor beras ke luar negeri," katanya.

Dalam orasinya itu,, Anis matta menghimbau masyarakat agar memilih caleg yang benar-benar kompeten dan teruji kredibilitasnya.

Khusus bagi caleg PKS yang bertarung disejumlah daerah pemilihan di Gowa, Anis menghimbau untuk tetap mempertahankan citra PKS yang bersih dan peduli serta mempertahankan kesolidan kader dan simpatisan di setiap dapil.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008