Padang (ANTARA news) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyambut baik kebijakan pemerintah yang kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar mulai diberlakukan pada (15/12), karena dapat meringankan biaya operasional angkutan. "Turunnya harga jual premium dari Rp5.500/liter menjadi Rp5.000/liter dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp4.800/liter. Ini merupakan peluang bagi pengusaha angkutan untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang," kata Ketua DPD Organda Sumbar, Darman, ketika diminta tanggapannya soal harga BBM turun, di Padang, Minggu malam. Ia menyatakan, sebelum adanya pembicaraan soal penyesuaian tarif angkutan dengan turunnya harga BBM, maka momen untuk meningkatkan pelayanan bagi jasa angkutan. Oleh karena itu, secepatnya para pengusaha angkutan darat di Sumbar, segera dipanggil untuk membicarakan soal turunnya harga BBM, setidaknya langkah awal berkaitan dengan peningkatan pelayanan. Kendati, kalau dikaitkan turunnya harga BBM dengan penurunan tarif angkutan, menurut dia, masih belum tepat karena pengusaha masih dihadapkan dengan masalah kenaikan suku cadang. "Kita minta pemerintah tak mengeluarkan kebijakan penurunan tarif, karena dengan turunnya harga BBM sekarang masih belum berimbang dengan kenaikannya beberapa waktu lalu, yang memicu tingginya harga suku cadang," katanya. Sebab, saat harga BBM naik beberapa waktu lalu sebesar 25 persen, sedangkan tarif angkutan hanya naik 19 persen, meski terpaksa turun cukup pada kisaran 10 sampai 12 persen. Namun, kata dia, jika pemerintah tetap memaksakan menurunkan tarif angkutan berkaitan penurunan harga BBM saat, kita siap saja. Ia mengakui, memang sejak 1 Desember pemerintah sudah menurunkan harga premium sebesar Rp1.000 dan solar Rp700, tetapi masih belum mempengaruhi harga suku cadang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008