Lebak (ANTARA News) - Harga elpiji di Kabupaten Lebak sejak tiga hari terakhir ini melambung hingga mencapai Rp100 ribu per tabung isi 12 kilogram akibat terjadi kelangkaan. "Saya membeli tabung gas di pengecer sebesar Rp100 ribu, padahal sebelumnya Rp80 ribu per tabung isi 12 Kg," kata Nurmanah (45) seorang ibu rumah tangga warga Perumahan Pasir Ona, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu. Dia mengatakan, pihaknya akhir-akhir ini merasa kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji karena di pengecer langganan kosong. Oleh karena itu, pihaknya mencari elpiji ke tempat lain dan memperolehnya tabung gas isi 12 Kg. Meskipun harganya mahal mencapai Rp100 ribu, namun pihaknya terpaksa membelinya. "Harga sebesar itu juga kami harus antre untuk mendapatkan elpiji," katanya. Menurut dia, selama terjadi kelangkaan elpiji pihaknya sempat memasak menggunakan kayu bakar. Sebab, bahan bakar minyak tanah juga sama langka setelah adanya program konversi minyak tanah ke gss elpiji. "Saya bingung dengan menghilangnya tabung gas," katanya. Gofur (40), seorang pengecer gas elpiji, mengakui dirinya kesulitan mendapat pasokan tabung gas dari distributor, karena dibatasi sebanyak 10 tabung. Sedangkan langganannya hingga puluhan orang, sehingga mereka tidak bisa dilayani. "Sejak dibatasi pengiriman kami menjualnya Rp100 ribu isi 12 Kg, karena harga dari distributor juga naik," katanya. Sebelumnya harga normalnya hanya berkisar Rp80 ribu per tabung isi 12 kilogram. Sedangkan di tingkat agen harga jual hanya Rp75 ribu untuk tabung serupa. Sementara itu, Yanto (45) pengecer gas elpiji lainnya di Pasir Babakan, Rangkasbitung, mengaku kenaikan harga itu karena alasan pegawai distributor mengeluarkan biaya tambahan. Selain itu, mereka mendapatkan gas elpiji juga harus mengantre hingga dua hari. "Saya menaikan harga gas itu karena dari pengiriman ditributor juga sudah naik," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008