Jakarta  (ANTARA News) - Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) Rachmat Witoelar dan Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris Ed Miliband di sela-sela penyelenggaraan Konperensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC 14) di Poznan, menandatangani MoU untuk kerjasama kemitraan di bidang perubahan iklim.

Dalam penandatanganan MoU tersebut hadir Dubes RI untuk Republik Polandia Hazairin Pohan dan Anggota DPD RI Sarwono Kusumaatmadja, demikian siaran pers Kedubes RI di Warsawa, Senin.

Kedua negara sepakat membentuk suatu kelompok kerja untuk memperbaiki konservasi hutan, pengembangan pasokan energi terbarukan, meningkatkan cara-cara untuk penghematan energi, serta menyiapkan masyarakat setempat untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Menteri KLH Witoelar yang juga menjadi ketua delegasi RI untuk COP 14 menyatakan optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi hijau (green economics), pemajuan pencapaian MDGs dan pembangunan berkelanjutan dengan penciptaan lapangan kerja yang menjadi prioritas utama RI dapat dicapai.

"MoU yang kami tandatangani hari ini menjadi ikatan kemitraan dalam menjajagi semua kemungkinan dan pendekatan dalam mengatasi perubahan iklim. Saya percaya kerjasama seperti ini akan memajukan pemahaman dan tindakan bersama kedua negara dalam mengatasi permasalahan", kata Rachmat.

Menteri Ed Miliband dalam kesempatan itu menyatakan perubahan iklim merupakan tantangan terbesar dunia dan generasi sekarang harus mengambil langkah.

"Kita akan berhasil apabila bangsa-bangsa bekerja sama antara pemerintah, jaringan bisnis dan masyarakat. Kita perlu saling belajar mengenai lingkungan yang kita hadapi bersama dan kesempatan yang tersedia serta solusi untuk mengatasi perubahan iklim," katanya.

Dalam MoU tersebut kedua pihak sepakat untuk menyiapkan kerangka konsultasi dan kerjasama dalam mengidentifikasi kesempatan dalam aktifitas penggunaan tanah kehutanan dan melaksanakan kegiatan berdasarkan REDD (Reduced Emissions from Deforestation and Degradation), memajukan manajemen berkelanjutan dalam produksi minyak sawit termasuk aktif berpartisipasi dalam pertemuan

Selain itu, kedua belah pihak sepakat memberikan bantuan teknis tentang risiko iklim dan strategi adaptasi dalam rangka mengembangkan kemampuan adaptasi masyarakat lokal; menjajagi kesempatan untuk kerjasama pengembangan, penempatan, penyebaran dan transfer teknologi `low carbon` khususnya untuk energi terbarukan dan teknologi efisiensi energi.

Penandatanganan MoU tersebut merupakan tindak-lanjut dari komitmen yang dihasilkan pada pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan PM Tony Blair pada bulan Maret 2006, dan pertemuan awal Forum Kemitraan RI - Inggris pada Januari 2007. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008