Jakarta (ANTARA News) - Kelompok musik PADI belum lama ini berkunjung dan menggelar konser di tiga kota Amerika Serikat (AS) dan sempat merasakan perlakuan sangat istimewa, meskipun hanya semalam. "Promotor di sana menyambut kami dengan luar biasa. Baru kali itu kami benar-benar merasa diperlakukan seperti rock star semalam," kata gitaris Piyu dalam satu acara berbagi cerita dengan wartawan di Jakarta, Senin. Piyu menjelaskan, perasaan itu muncul karena dirinya, juga Fadli, Rindra, Ari dan Yoyo dijemput dengan kendaraan limousine, lengkap dengan sajian makan dan minuman yang mewah. Didukung perusahaan pelumas Top 1, Padi mengadakan pertunukan besar maupun kecil di hadapan masyarakat Indonesia yang menetap di tiga kota besar, New York, Los Angeles dan Washington. Padi berada di AS sejak 20 November-5 Desember lalu."Awalnya promotor di New York yang meminta kami tampil di kota itu, tetapi setelah itu kami malah diajak untuk tampil di Los Angeles dan Washington," kata Piyu. Ia juga mengungkapkan, dalam konser-konsernya di tiga kota itu Padi membawakan tembang-tembang hits dari dua album pertamanya, seperti Mahadewi, Demi Cinta, Sudahlah, Sobat, dan Harmoni. Bassist Rindra menfatakan, "Orang Indonesia di sana mungkin belum pernah menonton konser kita. Mereka tau Padi tapi belum pernah nonton konser Padi." Dari konser tersebut, Padi ditawarkan untuk kembali ke negeri Paman Sam pada tahun depan. "Kami diminta tampil di San Fransisko, Seatle, Texas, dan Calfornia," kata Piyu menambahkan. Menjawab pertanyaan wartawan, ia mengatakan pada waktunya nanti Padi akan membawakan lagu-lagu dari album ketiga, keempat dan kelima. Sebagai persiapan, katanya, manajemen Padi akan mengirimkan album-album tersebut untuk diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di negara-negara bagian tujuan. "Kalau membuat album khusus untuk kunjungan tahun depan itu, kami belum memikirkannya," katanya. Kunjungan dan konser Padi di AS merupakan kegiatan penutup tahun ini. "Bagi kami itu kegiatan tutup tahun yang manis. Tahun lalu kami berkunjung ke London, Inggris." (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008