Jakarta (ANTARA News) - Sekjen Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (DPN Pakar Pangan) Jackson Kumaat mengharapkan konflik internal Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dapat segera selesai secara damai, karena jika tidak bisa menimbulkan kesan buruk bagi generasi muda. "Konflik internal KNPI dapat menimbulkan `image` (kesan) buruk bagi generasi muda, yang merupakan kalangan pemilih dengan jumlah terbesar pada Pemilu mendatang," ujar Jackson yang juga mantan aktivis Forkot 1998 ini, di Jakarta, Rabu. Jackson, dalam keterangan tertulis Pakar Pangan, melanjutkan, "Kalau (konflik) ini dibiarkan, maka banyak pemilih pemula yang enggan mencoblos, karena beranggapan senior atau kakak-kakak mereka tidak mampu bersatu untuk bangsa dan negara". Saat ini KNPI terpecah menjadi dua kubu, yakni versi Kongres Bali dengan Ketua Umumnya Aziz Syamsuddin dan versi kongres Ancol dengan pimpinannya Ahmad Doli Kurnia. Jackson mengatakan, masyarakat yang sudah memiliki hak pilih untuk Pemilu mendatang, tentunya juga akan mencermati aktifitas organisasi kepemudaan, termasuk kegiatan para calon legislatif (caleg) muda menjelang Pemilu Legislatif 2009. "Kalau adik-adik kita membaca koran atau menonton televisi, kemudian melihat kakak-kakak mereka di dunia politik berkelahi, ya tentunya bisa menimbulkan sikap apatis pada saat Pemilu nanti. Ini bisa berpotensi menambah jumlah golput," katanya. Jackson merasa optimis, jika masalah internal di KNPI dapat segera berakhir, maka akan menumbuhkan kepercayaan di masyarakat khususnya pemilih pemula, bahwa anak-anak muda yang berkancah di dunia politik, mampu bersatu untuk perubahan bersama. Jackson yakin, jika pengurus KNPI memiliki sikap elegan dan "gentleman", bisa menimbulkan kesan positif, bahwa tokoh muda Indonesia mampu menjadi pemimpin masa depan. Jackson meminta kedua kubu pengurus KNPI yang berseteru kembali mengadakan pertemuan, kemudian bicara dari hati ke hati untuk menyelesaikan konflik internal tanpa diwarnai kekerasan. Apalagi menurutnya, para pendiri bangsa selalu mengedepankan musyawarah untuk mufakat. "Apapun hasil keputusan musyawarah harus ditaati bersama, meski nantinya ada pihak yang kurang diuntungkan. Keputusan bersama bukan berarti yang terbanyak adalah pemenangnya, tapi lebih dari itu, yakni bisa berguna untuk kepentingan bersama. Pokoknya kubu Aziz dan Doli harus legowo dan tidak menyimpan dendam," ujar Jackson, yang pernah menjabat Sekjen Senat Mahasiswa STIE Nusantara Jakarta. Ia juga mengaku siap jika diminta melakukan mediasi kedua pihak yang bertikai, asalkan semuanya dapat bersikap terbuka dan tidak memunculkan ego. "Pemerintah hanya diperlukan sebagai fasilitator. Saya kira Meneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, bersedia membantu demi keutuhan para pemuda," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008