Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengajak semua pihak untuk turut menjaga suasana kondusif daerah setempat sebagai daerah pariwisata, yang rentan terhadap berbagai isu dan gejolak negatif.

"Bali sebagai kawasan destinasi wisata dunia, sudah selayaknya semua pihak bersama-sama menjaga suasana tetap kondusif dan nyaman, karena isu sekecil apapun akan berpengaruh," kata Koster saat menerima audiensi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Bali, di Denpasar, Jumat.

Baca juga: Gubernur Bali: Virus corona turunkan kunjungan 3.000 turis Tiongkok

Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini mengemukakan isu-isu sosial, politik, keamanan hingga kesehatan rentan memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Pulau Dewa. "Sensitif sekali bagi dunia wisata di Bali," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Koster juga menyatakan dirinya sangat berkepentingan untuk mengayomi semua kelompok masyarakat yang ada di Pulau Dewata.

Baca juga: Koster harapkan dukungan masyarakat wujudkan Pusat Kebudayaan Bali

"Tugas saya untuk mengajak semuanya tetap solid dan melakukan sinergi demi kepentingan pembangunan Bali ke depan. Semua pihak, berbagai komponen masyarakat yang ada di Bali," katanya.

Termasuk juga kepada para anggota PSMTI yang banyak berasal dari kalangan usaha, Gubernur Koster berpesan untuk turut berperan aktif memberikan kontribusi dan pemikiran bagi pemerintah.

Baca juga: Gubernur Bali genjot realisasi visi "Nangun Sat Kerthi" pada 2020

"Kita semua punya tugas untuk membangun ekonomi di Bali. Pengalaman di bidang kewirausahaan tentu bisa memberikan kontribusi positif bagi arah pembangunan ekonomi ke depannya," ucapnya.

Sementara itu, Ketua PSMTI Bali Putu Sudana menyatakan sangat gembira jika diberikan kesempatan untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan pendapat terutama berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.

"Tentu para pengusaha sangat berkepentingan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Alangkah baiknya jika pendapat kalangan usaha juga didengar oleh pembuat kebijakan," ujar Sudana.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020