Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mendeklarasikan Gerakan Pemilih Cerdas untuk meminimalisasi jumlah golongan putih (golput) yang diperkirakan cukup tinggi oleh berbagai lembagai survei.

Menurut Ketua Umum PB HMI, Arip Musthopa, seusai deklarasi gerakan itu di Kantor PB HMI, Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu, ancaman tingginya angka kelompok orang yang berhak ikut pemilihan umum (pemilu), namun mengabaikannya atau golput itu tergambar dari berbagai hasil survei, sehingga membuat prihatin aktivis HMI.

Gerakan tersebut, menurut dia, ditujukan untuk menyadarkan pemilih Indonesia, agar menentukan pilihan secara rasional pada Pemilu 2009.

Adapun sasaran gerakan tersebut, menurut dia, adalah pemilih pemula berusia 17 hingga 21 tahun dan kemudian gerakan tersebut akan dilanjutkan di seluruh cabang HMI di Indonesia.

"Ini gerakan relawan, nantinya akan ada digelar di 186 cabang di seluruh Indonesia. Tujuannya ingin menyadarkan masyarakat tentang perspektif yang rasional pemilu," kata Arip kepada wartawan usai deklarasi.

Melalui gerakan tersebut, Arip Mustopha berharap para pemilih bisa memilih caleg dan partai politik yang berpihak kepada rakyat.

Karenanya setiap pemilih harus memperhatikan rekam jejak para caleg dan kompetensinya dan yang terpenting, para pemilih tidak terjebak dengan politik uang.

"Pemilu yang berkualitas harus meliputi kontestan, partai, maupun caleg beretika, taat aturan main, media yang sehat dan objektif, penyelenggara yang juga objektif, dan pemilih yang cerdas," katanya.

Usai deklarasi, para sukarelawan yang berasal dari seluruh Indonesia melakukan long march ke Bundaran Hotel Indonesia untuk menyosialisasikan gerakan baru tersebut.

Acara deklarasi itu diisi pula dengan orasi dari analis politik Universitas Indonesia Andrinof A. Chaniago. Acara tersebut juga dihadiri Ketua DPP KNPI kubu Ancol Ahmad Dolly Kurnia.

Dalam orasinya, Andrinof menyambut baik langkah HMI tersebut dan ia menilai gerakan menyadarkan pemilih itu seharusnya dimaksimalkan berbagai elemen masyarakat.

"Gerakan ini bagus. Mengambil inisiatif di tengah-tengah kegamangan masyarakat dan gerakan ini juga mencerdaskan masyarakat," katanya.

Dia berpendapat, seringkali parpol hanya memanfaatkan ketidakcerdasan dari masyarakat dengan politik uang.

Pihaknya berharap melalui gerakan ini, masyarakat tidak mudah terjebak dengan rayuan parpol.

Sebelumnya, upaya menyadarkan pemilih juga dilakukan kalangan LSM dengan mendeklarasikan Gerakan Anti Politisi Busuk.

Sementara itu di tempat yang sama, Ketua Umum DPP KNPI Ahmad Dolly Kurnia juga mendukung penuh gerakan tersebut.

Dia bersedia menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk menyukseskan pemilu 2009.

Menurut Dolly, sosialisasi pemilih cerdas ini akan berdampak jika dilakukan dengan kerja keras dan tindakan-tindakan konkret.

"Itu harus menyentuh langsung ke kampung-kampung, sekolah-sekolah, dan kampus-kampus," sarannya.

Dia menilai sosialisasi ini penting terutama bagi mereka yang baru pertama kali memilih seperti siswa SMA dan mahasiswa yang baru masuk perguruan tinggi. Keterlibatan elemen mahasiswa ini juga dinilai cukup positif.

"Kesadaran awal sangat penting, jangan sampai mereka mendapatkan doktrin-doktrin yang ekstrim, yang nanti akan berdampak pada Pemilu 2014. Ketika mereka menjadi aktivis, mereka akan jadi oposisi yang ekstrim," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008