Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Pejuang Taliban menewaskan dua orang Afgan di sabuk suku bergolak Pakistan, menuduh mereka mata-mata tentara Amerika Serikat, yang bergerak di seberang perbatasan, kata pejabat pada Minggu. Penghukuman itu merupakan yang terahir dari serangkaian pembunuhan serupa di daerah keras garis depan itu, tempat berlindung pejuang Alqaida dan Taliban untuk menggoyahkan baik Pakistan maupun Afganistan. Pejuang itu membuang mayat laki-laki tersebut, bersaudara dari propinsi Khost di Afgan sebelahnya, di desa Shiratala di daerah suku bergolak Waziristan Utara. "Kedua laki-laki itu ditembak mati," kata pejabat keamanan kepada kantor berita Prancis AFP. "Mereka mata-mata. Mereka memata-matai untuk pasukan Amerika Serikat," kata catatan di dekat mayat itu pada Minggu pagi, kata pejabat. Pejuang membunuh puluhan anggota suku setempatlokal dan warga negara Afgan dengan tuduhan menjadi mata-mata, terutama untuk pemerintah Pakistan atau pasukan Amerika Serikat, yang bergerak di Afganistan. Wilayah tanpa hukum suku Pakistan hancur akibat kekerasan sesudah ratusan pejuang Taliban dan Alqaida mengungsi ke daerah itu setelah serbuan pimpinan Amerika Serikat atas Afganistan menggulingkan penguasa garis keras Taliban pada ahir 2001. Amerika Serikat menyatakan wilayah itu menjadi tempat aman bagi pejuang tersebut, yang melakukan serangan terhadap markas pasukan asing di seberang perbatasan itu. Gerilyawan Taliban menembak tewas seorang pria di daerah suku Pakistan, yang dituduhnya menjadi mata-mata Amerika Serikat, kata pejabat di Peshawar pada tengah pekan lalu. Jasad lelaki dengan banyak lubang peluru itu ditemukan dibuang di tengah jalan dekat Wana, kota besar di wilayah Waziristan selatan, yang berbatasan dengan Afganistan, kata petugas keamanan kepada AFP. "Suatu catatan, yang ditemukan di tubuhnya, menyatakan semua mata-mata Amerika Serikat akan menderita nasib sama," kata petugas itu, dengan menambahkan, orang tersebut tampaknya warga Afganistan. Gerilyawan Taliban menembak mati seorang anggota suku di daerah bergolak Pakistan, yang berbatasan dengan Afganistan, sesudah menuduhnya menjadi mata-mata untuk Amerika Serikat, kata pejabat pada awal Desember. Mayat pria berusia 30 tahun itu dibuang di pinggir jalan di kota Mir Ali di Waziristan Utara, kata mereka. Sebuah catatan, yang ditemukan di tubuh korban, memperingatkan bahwa setiap orang kedapatan menjadi mata-mata terhadap pejuang akan menghadapi nasib sama, kata pejabat keamanan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008