Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menilai wajar mengajukan syarat pembangunan dua tahun pada tender pembangunan pelaksanaan kewajiban universal (USO). "Syarat yang kami ajukan pembangunan sampai dengan dua tahun untuk menyelesaikan paket 4 dan 5 dalam USO merupakan hasil dari kalkulasi yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan," kata Vice President Public and Marketing Commnication Telkom Eddy Kurnia, di Jakarta, Jumat. USO adalah program kewajiban pembangunan infrastruktur telekomunikai dasar di setidaknya 18.000 desa terpencil, daerah perbatasan, hingga pulau terluar Indonesia. Telkom merupakan salah satu kandidat pemenang tender USO paket 4 meliputi Sulawesi dan Maluku, dan paket 5 (Papua). Namun ujar Eddy, bahwa kemudian syarat yang diajukan Telkom (pembanguan hingga dua tahun) ini diduga menjadi penyebab gugurnya Telkom dalam kualifikasi teknis tender, sepenuhnya merupakan kewenangan panitia tender. Menurut Eddy Kurnia, keikutsertaan Telkom sendiri dalam tender paket 4 dan 5 sudah menunjukkan itikad baik, karena ternyata tidak ada satu pun operator lain selain Telkom Group yang ikut dalam tender untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau itu. Telkom berpendapat, kondisi desa-desa sasaran USO Paket 4 dan 5 sebagian merupakan daerah pegunungan yang terisolasi serta memiliki keterbatasan akses ke lokasi. Sebagian lagi merupakan daerah kepulauan di mana kapal penyeberangan tidak setiap saat tersedia. Ia menjelaskan, Telkom telah melakukan penilaian ke lokasi USO baik dengan menggunakan teknologi GPS (untuk menentukan letak-letak desa USO secara presisi) maupun dengan melakukan survei secara sampling di lokasi Paket 4 dan 5. "Hasil observasi ditemukan tingkat kesulitan sangat tinggi yang mengakibatkan sulitnya melakukan "delivery" dan pengelolaan logistik. Sehingga untuk menuntaskan seluruh paket 4 dan 5 secara realistis membutuhkan waktu yang lebih panjang (kurang lebih 2 tahun)," tegasnya. Telkom juga telah melakukan pembandingan (benchmark) ke beberapa negara yang menyelenggarakan USO. Dengan persyaratan dari sisi teknologi yang meliputi SMS, voice dan Internet, maka akan lebih mudah disolusikan dengan platform seluler, sehingga secara grup, Telkomsel (anak perusahaan) Telkom yang akan mengambil porsi yang lebih besar dalam paket tender USO ini. "Sebagaimana pengalaman pengelolaan USO di berbagai negara, maka platform yang digunakan adalah PSTN (jaringan kabel tetap)," ujarnya. Adapun Telkomsel berpeluang menang tender membangun USO pada Paket 1 (NAD, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Paket 2 (Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung). Selanjutnya Paket 3 (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan). Paket 6 (Bali , Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur), dan Paket 7 (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008