Washington (ANTARA News) - Para agen CIA menawarkan obat pendorong potensi Viagra dan hadiah lainnya untuk mendekati para penguasa perang wilayah Afghanistan dalam perang pimpinan AS atas para gerilyawan Taliban, Washington Post melaporkan Jumat. Memberi sesuatu untuk memperoleh informasi bukan hal yang baru bagi Badan Ientelijen Pusat AS (CIA), namun para perwira badan itu telah mulai memberikan insentif tak biasa untuk membujuk para pemimpin lokal Afghanistan memberikan informasi tentang gerakan Taliban, tulis Post, mengutip sumber-sumber di dinas rahasia itu. Apa saja akan diberikan untuk bersahabat atau mempengaruhi orang, apakah itu membangun sekolah atau memberikan Viagra," tutur seorang agen CIA yang telah bekerja di Afghanistan, sebagaimana dilaporkan AFP. Para agen CIA telah menawarkan pisau lipat dan peralatan, mainan anak-anbak dan peralatan sekolah, travel visa, layanan medis, antara lain operasi dan tak jarang obat penyembuhan disfungsi pria Viagra kepada para kepala suku Afghanistan, kata suratkabar itu. Para kepala suku yang rata-rata telah berusia lanjut itu memiliki sampai empat istri dan memerlukan pil Viagra "untuk mengembalikan posisi otoritatif mereka," kata seorang pejabat lainnya. Sogokan yang lebih biasa, seperti uang kas dan senjata dapat menimbulkan berbagai masalah, karena senjata dapat jatuh ke tangan yang salah dan tumpukan uang tunai yang tiba-tiba dapat menarik perhatian banyak orang, kata para agen kepada koran itu. Empat pil Viagra mengubah sikap seorang penguasa perang berusia 60 tahun yang semula mencemaskan AS. Ia datang kepada kami dengan wajah berseri-seri," kata seorang pejabat kepada Post. "Dan sesudah itu kami dapat melakukan apapun yang kami inginkan di kawasan itu." (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008